Cerita sebelumnya Back Packer Ke Danau Kelimutu, Kota Ende, Flores Nusa Tenggara Timur
Pict . Kami memandangi patung Bung Karno
Kota Ende sering di sebut sebagai Kota
Pancasila,namun sayangnya masih banyak orang yang belum tahu tentang ini. Ende merupakan tempat pengasingan
pertama Ir. Soekarno setelah sebelumnya sempat ditangkap dan dipenjarakan di
Penjara Banceuy, Bandung oleh kolonial Belanda. Kota inilah yang
sebagai tempat Presiden pertama Republik Indonesia, Ir
Soekarno diasingkan dari tahun 1934-1938. Selama masa 4 tahun itulah Bung Karno kerap menghabiskan
waktu di taman yang terletak di pusat kota Ende itu, untuk merenung.
Nah sudah penasaran
apa saja yang aku lakukan selama di kota Ende? Yuuk simak
1. Berkunjung ke Taman Pancasila
PPict. Papan bertuliskan "Taman renungan Bung Karno"
PPict . Patung Bung Karno tampak dari sisi sebelah kanan
Aku yakin, mungkin tak banyak orang pernah
mendengar nama “Ende”, apalagi mengunjunginya. Karena dalam cerita sejarah yang
diajarkan sewaktu aku masih SD pun seingatku tidak memberikan penekanan khusus
bahwa betapa Kota Ende merupakan tempat tonggak dasar negara ini dibentuk.
Bahkan aku sendiri baru tahu.hehe. Atas dasar ketidaktahuan itulah akhirnya aku
bisa menginjakkan kakiku disini. Yei!! Welcome to Kota Ende!
Meskipun Ende tidak terlalu terkenal, namun tak mengecilkan peran besar kota yang
penduduknya sebagian besar muslim ini di masa lampau dalam mengilhami Bung
Karno, Sang Proklamator memerdekakan Indonesia untuk merumuskan konsep
bernegara dan mendapatkan ketenangan untuk berpikir mendalam, merenung guna
menggali pikiran-pikiran serta menemukan pikiran-pikiran hebatnya tentang
Indonesia.
Ditanaman tersebut dipenuhin dengan pepohonan yang rindang, jadi sangat tampak dengan jelas betapa tuanya pepohonan tersebut, mungkin sudah ratusan tahun (hehe Cuma tebak). Adapun lokasi perenungannya bung karno adalah berada tepat di bawah sebuah pohon sukun yang ada di ujung taman. Pohon sukun tersebut bercabang lima. Kalau sedang berbuah, enak kali buahnya dibikin sukun goreng?hehe
(Pict . Om Guril beradegan ala Bung Karno :P)
Disitu
juga ada patung replika bung karno yang berwarna abu-abu kehitaman yang mirip
dengan gantengnya wajah bung karno sewaktu masih muda. Beliau sedang duduk
menatap ke depan lengkap dengan peci dikepalanya, baju yang rapi dan sendal. Wajahnya
teduh sekali, menatap jauh. Menurut cerita yang saya dengar, sebenarnya pohon sukun
yang asli telah lama tumbang. Sebagai gantinya, untuk mengenang sejarah,
sahabat-sahabat Bung Karno menanam pohon sukun di lokasi yang sama selepas
Presiden Pertama RI itu wafat.
Saya
suka banget taman ini, Sunyi, tenang dan hening, lokasi ini sangat cocok
sebagai lokasi perenungan, iya buat merenungkan sang
mantan..eaaa.....(bercanda). Tapi serius, saya enjoy banget sama semua hal yang
ada disini, karena teduh dan enak banget buat duduk-duduk sembari membaca buku,
menyeruput kopi, sembari makan pisang goreng, dan apalagi kalau ada
kamu....iya...kamu...hihihi Keren banget pokoknya!
2. Berfoto di Rumah Adat
Sebenarnya kami berempat juga tak tahu betul
ini rumah adat apa. Yang kami dengar adalah ini rumah yang sempat menjadi
tempat tinggal Bung Karno selama diasingkan di Kota Ende ini. Bentuk rumahnya pun menurutku mirip dengan
rumah adat di Jawa, yaitu Joglo. Tampak dari luar bahwa rumah ini sudah tidak
dihuni lagi. Karena tampak sudah banyak bangunan yang rusak kurang terawat.
Namun ternyata banyak juga wisatawan yang datang kesini untuk sekedar berfoto
dan duduk bercengkrama. Akan tetapi dalam hatiku yang paling kecil, sangat
menyayangkan hal ini, kenapa tidak dipugar dengan baik? Kalau dirawat dengan
baik kan bisa menarik perhatian para wisatawan dan meningkatkan nilai jual
suatu objek wisata.hehe
3. Berkunjung ke Rumah Pengasingan
Naah inilah rumah yang selalu menjadi incaran
wisatawan untuk dikunjungi. Rumah ini terletak tidak jauh dari Taman pancasila,
mungkin sekitar 5-10 menit saja.Rumah bersejarah ini terletak di Jalan
Perwira yang ditetapkan sebagai situs bersejarah dengan papan nama bertulis,
"Situs Bekas Rumah Bung Karno di Ende."
Namun oh namun, kami kurang beruntung karena penjaga rumah atau juru kunci
tidak sedang ditempat.ajdi kami hanya bisa memandangi rumah ini dari luar pagar
saja. Kami hanya mengambil beberapa foto-foto narsis didepan pagar dengan berharap ada keajaiban
datang yaitu pintu bisa terbuka, walaaa... ternyata itu hanya sebatas
keinginan, dan belum menjadi kenyataan. Yo wes..aku gak popo.
Padahal aku sudah membayangkan akan menemukan tumpukan ratusan judul buku milik Bung Karno
yang disusun rapi di rak dan peninggalan bung karno lainnya. Aku juga ingin
lihat kamar tidur nya bung karno, ruang makan, ruang sholat dan mungkin bentuk
toiletnya. Aku yakin, didalam rumah itu juga tersimpan lukisan-lukisan dan
foto-foto bung karno yang gagah itu. Tapi ya sudahlah, kami harus berdamai
dengan keadaan..sip!
4. Makan malam di pantai Ria
Pict. Menikmati indahnya sore di Pantai Ria
Historical touring sudah selesai, sekarang
saatnya mencicipi kulinernya. Kalau berkunjung ke flores tidak lengkap rasanya
kalau tidak menikmati olahan ikan lautnya yang segar. Dan ini selalu menjadi
hal pertama yang saya nantikan sebenarnya...hehe. Beruntungnya lagi, malam ini
aku akan menikmati sajian ikan laut di pantai Ria..yeyeye..
Kota Ende dikelilingi oleh beberapa pantai,
salah satunya pantai Ria. Pantai Ria berpasir hitam, seperti pantai pada
umumnya. Disekitar pantai berjejer jajanan dan makanan yang siap mengenyangkan
perut para pelancong. Ada minuman segar yang disajikan seperti jus, es buah, es
kelapa muda dan es-es yang lain. Makanannya pun beraneka ragam, ada mie, bakso,
nasi goreng, dan aneka olahan ikan dan daging. Tanpa bah bih buh, aku pun pesan
sup ikan.
Seusai memesan, aku sempatkan berlarian kecil
ditepi pantai. Aku bersyukur sekali bisa menikmati ikan yang segar ini di tepi
pantai yang syahdu ini. Deburan ombak yang menenangkan hati. Ditambah sedapnya
hidangan yang aku pesan ini, ditemani jus buah dan teman-teman yang selalu
menentramkan.
Tapi, sayangnya lagi dan lagi aku harus
mengakui ada satu hal yang bikin hatiku miris, yaitu permasalahan sampah.
Dengan banyaknya orang yang berjualan ditepi pantai ini, tentunya meningkatlah
produksi sampah. Nah, permasalahannya masih banyak dari mereka (entah penjual
atau pembeli) yang membuang sampah sembarangan. Masa’ aku nemu kulit pisang
setundun ditepi pantai? Wow!! Semoga segera ada pencerahan lah ya mereka-mereka
yang nggak bertanggung jawab ini.
Ternyata hal ini bukan aku saja yang merasakan.
Seuai aku makan malam, aku dan rombongan kembali ke kamar di Hotel Safira. Aku
bertemu dengan Bule entah dari mana, pokoknya laki-lakindan perempuan. Kami
sempat mengobrol, dan hal pertama yang mereka kritisi adalah sampah di pantai
Ria.. (aku rasanya pengen tutup muka)
5. Mengenal Bandara di Kota Ende
Mungkin
untuk sebagian orang, apa sih pentingnya mengenal bandara? Hehe Tapi bagiku ini
sangat penting, karena menurutku ini keren banget. Ada bandara yang sudah
membuat perjalananku menjadi lancar. Aku tidak perlu kecapekan duduk dibangku
mobil selama sekitar 10 jam untuk menuju labuan bajo.
Di Kota Ende ini ada satu bandara bernama H.Hasan Aroeboesman
Airport. Maskapainya pun sudah beragam, jadi kita ada pilihan maskapai
penerbangan. Bandara ini memang kecil, namun landasannya sudah cukup luas. Kerennya lagi adalah bandara ini
dikelilingi perbukitan hijau dan tinggi yang tentunya sejuk banget untuk mata.
Yups,
demikian perjalananku di Kota Ende selama 2 hari satu malam. Walaupun sebentar
namun sangat berkesan. Banyak menambah pengalaman, semakin mempererat
pertemanan, dan yang paling penting adalah me-refresh pikiran. Terima Kasih Kota Ende! teman-teman jangan lupa agendakan ke Flores ya.. kamu akan menemukan banyak kejutan!! J!