Kamis, 31 Maret 2016

Backpacker ke Kota Ende, Flores, NTT, Indonesia “Menyusuri Jejak Bung Karno di Taman Perenungan Pancasila"









 Seusai menikmati indahnya danau kelimutu, Kami (Aku, Mas Guril, Om Fandhel dan Mbak Murni) memutuskan untuk mengeksplor kota Ende. Tepat jam 9 pagi kami  beranjak menuju Ende dan sampai pada jam 12:30 siang hari. Perjalanan yang tidak terlalu jauh sebenarnya. Namun, aku merasakan cukup  lelah. Karena lagi-lagi ini soal  cuaca yang kontras dari dingin ke panas. Iya, Kota Ende cukup panas yang mampu membuatku merasa leleh.  Tapi kalau soal pemandangan, luar biasa jos! Sepanjang perjalanan yang penuh lika-liku ini, aku  melihat hamparan sawah yang luas, gunung yang tinggi menjuntai.  Sungguh menyejukkan mata.

                    Pict . Kami memandangi patung Bung Karno
Kota Ende sering di sebut sebagai Kota Pancasila,namun sayangnya masih banyak orang yang belum tahu tentang ini. Ende merupakan tempat pengasingan pertama Ir. Soekarno setelah sebelumnya sempat ditangkap dan dipenjarakan di Penjara Banceuy, Bandung oleh kolonial Belanda. Kota inilah yang sebagai tempat Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno diasingkan dari tahun 1934-1938. Selama masa 4 tahun itulah Bung Karno kerap menghabiskan waktu di taman yang terletak di pusat kota Ende itu, untuk merenung.

Nah sudah penasaran apa saja yang aku lakukan selama di kota Ende? Yuuk simak

      1.  Berkunjung ke Taman Pancasila

PPict. Papan bertuliskan "Taman renungan Bung Karno"

PPict . Patung Bung Karno tampak dari sisi sebelah kanan
Aku yakin, mungkin tak banyak orang pernah mendengar nama “Ende”, apalagi mengunjunginya. Karena dalam cerita sejarah yang diajarkan sewaktu aku masih SD pun seingatku tidak memberikan penekanan khusus bahwa betapa Kota Ende merupakan tempat tonggak dasar negara ini dibentuk. Bahkan aku sendiri baru tahu.hehe. Atas dasar ketidaktahuan itulah akhirnya aku bisa menginjakkan kakiku disini. Yei!! Welcome to Kota Ende!


Meskipun Ende tidak terlalu terkenal,  namun tak mengecilkan peran besar kota yang penduduknya sebagian besar muslim ini di masa lampau dalam mengilhami Bung Karno, Sang Proklamator memerdekakan Indonesia untuk merumuskan konsep bernegara dan mendapatkan ketenangan untuk berpikir mendalam, merenung guna menggali pikiran-pikiran serta menemukan pikiran-pikiran hebatnya tentang Indonesia.


  

Ditanaman tersebut dipenuhin dengan pepohonan yang rindang, jadi sangat tampak dengan jelas betapa tuanya pepohonan tersebut, mungkin sudah ratusan tahun (hehe Cuma tebak). Adapun lokasi perenungannya bung karno adalah berada tepat di bawah sebuah pohon sukun yang ada di ujung taman. Pohon sukun tersebut bercabang lima. Kalau sedang berbuah, enak kali buahnya dibikin sukun goreng?hehe

(Pict . Om Guril beradegan ala Bung Karno :P)
                                            
Disitu juga ada patung replika bung karno yang berwarna abu-abu kehitaman yang mirip dengan gantengnya wajah bung karno sewaktu masih muda. Beliau sedang duduk menatap ke depan lengkap dengan peci dikepalanya, baju yang rapi dan sendal. Wajahnya teduh sekali, menatap jauh. Menurut cerita yang saya dengar, sebenarnya pohon sukun yang asli telah lama tumbang. Sebagai gantinya, untuk mengenang sejarah, sahabat-sahabat Bung Karno menanam pohon sukun di lokasi yang sama selepas Presiden Pertama RI itu wafat.


Saya suka banget taman ini, Sunyi, tenang dan hening, lokasi ini sangat cocok sebagai lokasi perenungan, iya buat merenungkan sang mantan..eaaa.....(bercanda). Tapi serius, saya enjoy banget sama semua hal yang ada disini, karena teduh dan enak banget buat duduk-duduk sembari membaca buku, menyeruput kopi, sembari makan pisang goreng, dan apalagi kalau ada kamu....iya...kamu...hihihi Keren banget pokoknya!

 
2. Berfoto di Rumah Adat


Sebenarnya kami berempat juga tak tahu betul ini rumah adat apa. Yang kami dengar adalah ini rumah yang sempat menjadi tempat tinggal Bung Karno selama diasingkan di Kota Ende ini.  Bentuk rumahnya pun menurutku mirip dengan rumah adat di Jawa, yaitu Joglo. Tampak dari luar bahwa rumah ini sudah tidak dihuni lagi. Karena tampak sudah banyak bangunan yang rusak kurang terawat. Namun ternyata banyak juga wisatawan yang datang kesini untuk sekedar berfoto dan duduk bercengkrama. Akan tetapi dalam hatiku yang paling kecil, sangat menyayangkan hal ini, kenapa tidak dipugar dengan baik? Kalau dirawat dengan baik kan bisa menarik perhatian para wisatawan dan meningkatkan nilai jual suatu objek wisata.hehe







     3. Berkunjung ke Rumah Pengasingan

Naah inilah rumah yang selalu menjadi incaran wisatawan untuk dikunjungi. Rumah ini terletak tidak jauh dari Taman pancasila, mungkin sekitar 5-10 menit saja.Rumah bersejarah ini terletak di Jalan Perwira yang ditetapkan sebagai situs bersejarah dengan papan nama bertulis, "Situs Bekas Rumah Bung Karno di Ende."
 

Namun oh namun, kami kurang beruntung karena penjaga rumah atau juru kunci tidak sedang ditempat.ajdi kami hanya bisa memandangi rumah ini dari luar pagar saja. Kami hanya mengambil beberapa foto-foto narsis  didepan pagar dengan berharap ada keajaiban datang yaitu pintu bisa terbuka, walaaa... ternyata itu hanya sebatas keinginan, dan belum menjadi kenyataan. Yo wes..aku gak popo.


Padahal aku sudah membayangkan akan menemukan  tumpukan ratusan judul buku milik Bung Karno yang disusun rapi di rak dan peninggalan bung karno lainnya. Aku juga ingin lihat kamar tidur nya bung karno, ruang makan, ruang sholat dan mungkin bentuk toiletnya. Aku yakin, didalam rumah itu juga tersimpan lukisan-lukisan dan foto-foto bung karno yang gagah itu. Tapi ya sudahlah, kami harus berdamai dengan keadaan..sip!

  4.     Makan malam di pantai Ria
 
       Pict. Menikmati indahnya sore di Pantai Ria
Historical touring sudah selesai, sekarang saatnya mencicipi kulinernya. Kalau berkunjung ke flores tidak lengkap rasanya kalau tidak menikmati olahan ikan lautnya yang segar. Dan ini selalu menjadi hal pertama yang saya nantikan sebenarnya...hehe. Beruntungnya lagi, malam ini aku akan menikmati sajian ikan laut di pantai Ria..yeyeye..

Kota Ende dikelilingi oleh beberapa pantai, salah satunya pantai Ria. Pantai Ria berpasir hitam, seperti pantai pada umumnya. Disekitar pantai berjejer jajanan dan makanan yang siap mengenyangkan perut para pelancong. Ada minuman segar yang disajikan seperti jus, es buah, es kelapa muda dan es-es yang lain. Makanannya pun beraneka ragam, ada mie, bakso, nasi goreng, dan aneka olahan ikan dan daging. Tanpa bah bih buh, aku pun pesan sup ikan.
Seusai memesan, aku sempatkan berlarian kecil ditepi pantai. Aku bersyukur sekali bisa menikmati ikan yang segar ini di tepi pantai yang syahdu ini. Deburan ombak yang menenangkan hati. Ditambah sedapnya hidangan yang aku pesan ini, ditemani jus buah dan teman-teman yang selalu menentramkan.


Tapi, sayangnya lagi dan lagi aku harus mengakui ada satu hal yang bikin hatiku miris, yaitu permasalahan sampah. Dengan banyaknya orang yang berjualan ditepi pantai ini, tentunya meningkatlah produksi sampah. Nah, permasalahannya masih banyak dari mereka (entah penjual atau pembeli) yang membuang sampah sembarangan. Masa’ aku nemu kulit pisang setundun ditepi pantai? Wow!! Semoga segera ada pencerahan lah ya mereka-mereka yang nggak bertanggung jawab ini.

Ternyata hal ini bukan aku saja yang merasakan. Seuai aku makan malam, aku dan rombongan kembali ke kamar di Hotel Safira. Aku bertemu dengan Bule entah dari mana, pokoknya laki-lakindan perempuan. Kami sempat mengobrol, dan hal pertama yang mereka kritisi adalah sampah di pantai Ria.. (aku rasanya pengen tutup muka)


   5.  Mengenal Bandara di Kota Ende

Mungkin untuk sebagian orang, apa sih pentingnya mengenal bandara? Hehe Tapi bagiku ini sangat penting, karena menurutku ini keren banget. Ada bandara yang sudah membuat perjalananku menjadi lancar. Aku tidak perlu kecapekan duduk dibangku mobil selama sekitar 10 jam untuk menuju labuan bajo.

Di Kota Ende ini ada satu bandara bernama H.Hasan Aroeboesman Airport. Maskapainya pun sudah beragam, jadi kita ada pilihan maskapai penerbangan. Bandara ini memang kecil, namun landasannya sudah  cukup luas. Kerennya lagi adalah bandara ini dikelilingi perbukitan hijau dan tinggi yang tentunya sejuk banget untuk mata.

Yups, demikian perjalananku di Kota Ende selama 2 hari satu malam. Walaupun sebentar namun sangat berkesan. Banyak menambah pengalaman, semakin mempererat pertemanan, dan yang paling penting adalah me-refresh pikiran.  Terima Kasih Kota Ende! teman-teman jangan lupa agendakan ke Flores ya.. kamu akan menemukan banyak kejutan!! J



2 komentar:

  1. bagus mbak

    kalo bisa postingannya diperbanyak, jadi bisa dibaca-baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. Thank you ya mas Riza.. Tulisan mu juga bagus..
      Persuasive banget,, sampai aku juga tergoda buat investasi..hehe... Kamu juga harus nulis lagi ya.. tentang update saldo mungkin :P

      Hapus