Tuhan... kenapa
keluargaku berbeda? Kenapa papah sering memarahiku? Apakah papah sayang
kepadaku?
Tuhan...kenapa
laki-laki yang bukan papahku itu memeluk mamahku?
Libur panjang telah usai. Dan hari ini adalah hari pertamaku menjadi
siswi kelas tujuh sekolah menengah pertama (SMP). Lengan baju putih biru udah
siap kusisingkan. Aku pun bergegas untuk berangkat kesekolah baruku mengingat
ini adalah hari pertamaku masuk sekolah disalah satu SMP di kota Pati, aku
tidak mau terlambat masuk gerbang sekolah walau sedetik pun. Dan tidak lupa,
kuambil uang saku yang sudah disiapkan ibuku di atas meja belajarku. Lalu aku
pun bergegas pergi tanpa ada yang bisa kupamiti, kecuali boneka teddy bear,
satu satu nya pemberian mamahku. “ Aku kesekolah dulu ya, nanti akan aku kasih
cerita sepulang sekolah nanti.” Teriakku penuh bahagia. Ku kayuh sepeda mini
warna pink yang dibelikan mamah dari bengkel dekat gang rumah, walaupun
lunguran atau bekas, tapi masih layak pakai.
Pagi ini begitu terik. Keringat mulai damai mengucur diseluruh kening dan
ketiakkuku. Entah apa karena matahari yang membakar kulitku atau karena memang
semangatku yang luar biasa hebat pagi ini. Setelah kurang dari satu jam perjalanan
dengan sepeda onthel warna pink, aku sudah sampai ke sekolah. Bergegas ku
parkir sepedaku dan ku seka keningku dengan sapu tangan dari dalam tas. Mulai
kubayangkan suasana kelas yang menyenangkan. Ku berjalan mengelilingi gedung
untuk mencari kelas 7A yang ternyata ada dilantai 2. Senang rasa hati mencium
aroma baru dalam kelasku yang penuh dengan poster-poster pahlawan, binatang,
rumus matematika dan masih banyak yang lainnya. Karena masih belum ada yang
datang, akupun bebas memilih bangku. Kupilih bangku kelas paling depan, agar
aku mampu melihat jelas tiap goresan yang ditulis ibu guru dipapan tulis ketika
belajar nanti, fikirku.
Tak lama kemudian, teman-teman baruku pun tiba di ruang kelas. Ada yang
diantar ayahnya, ibunya atau bahkan sopir pribadinya. Sejurus kemudian, mataku
pun langsung tertuju pada anak perempuan cantik yang menggunakan kuncir warna
kuning dengan rapi yang diantar orang tuanya sampai ke ruang kelas. “Aku ingin
seperti itu.”Teriakku dalam hati sambil memejamkan mata.
“ Hai, namaku Loli, aku duduk disini ya,” Ucapnya. Sontak membuatku
kaget. “oh iya, aku Angela, sini duduk.”jawabku spontans. Dan kubumbuhi senyum
tipis dari bibirku. “Eh Angle, kamu tadi keseolah diantar siapa? Dan rumahmu
mana?”tanyanya. Mulutku tiba-tiba kelu,
beku dan hampir tak bisa menjawab, suaraku seolah tercekat dikerongkongan,
“Ee..” .Kemudian dia menyambar lagi ”Eh Angle, bu guru udah datang.” Hah
akhirnya kubisa menghela nafas panjang.
“Selamat pagi anak-anak,” Ucap bu Guru. “selamat Pagi Bu,” Jawab kami serentak.
“Selamat datang dikelas baru ya, sekarang kalian sudah menjadi murid kelas
tujuh A SMP Merdeka Pati, Perkenalkan nama saya Bu Suci Wardani, kalian bisa
memanggilku Bu Suci. Saya adalah wali kelas kalian selama satu tahu kedepan.
Nah.. Sebelum pelajaran di mulai, kita perkenalan dulu yuk, nanti kalian maju
satu persatu kemudian sebutkan nama kamu, umur kamu, dan kemudian ceritakan
tentang ayah dan ibu kamu ya, Setuju??.” Ujarnya. “Iya bu, Setuju.” Jawab kami
dengan antusias.
Satu persatu pun kami maju kedepan
untuk memperkenalkan diri. Ku amati seluruh teman-temanku yang maju didepan. Ku
dengar seluruh kisah tentang keluarga mereka, hobi mereka dan cerita menarik
mereka tentang liburan panjang semester lalu yang membuat tulangku terasa linu.
Dan sekarang adalah giliranku. Ya aku harus maju kedepan, gejolak hatiku pun
gelisah tak menentu. Jantungku kali ini berdetak lebih kencang dari biasanya,
ku langkahkan kakiku dan berusaha bersikap sewajar mungkin, “Hai teman-teman,
namaku Angela Shinta, Panggilanku Angel. Umurku 13 tahun, Papahku
adalah...........Ee...ee..”. Mulutku pun mulai bungkam. Dan suaraku terkecat
dikerongkongan kedua kalinya dipagi ini. Aku bingung bagaimana aku harus
bercerita tentang orang tuaku. Haruskah ini pantas kuceritakan? Semua
berkecamuk dalam otakku. Kupejamkan mata. Dan kucoba meraba-raba dalam
fikiranku. Buyar!.
-----------------
dalam benakku-----------------
Apakah aku harus menceritakan tentang papah mamahku kesemua teman-temanku
didepan kelas? Apakah aku harus jujur ke ibu guru? Tapi aku tidak tahu nama
pekerjaan papah-mamahku. Mengapa pekerjaan mereka berbeda dengan orang tua
teman-temanku? Aku memiliki keluarga namun serasa hidupku di neraka. Yang
kulihat setiap hari hanya duka dan nestapa.
Aku masih ingat betul, malam itu aku terbangun karena papahku pulang,
menggedor-gedor dan membuka pintu dengan kerasnya. Waktu itu aku tidur
sendirian dalam kamar kecilku. Ku dengar papahku tertawa cekikikan dengan seorang wanita.
Kuintip papahku dari daun pintu kamarku. Kulihat papahku sedang berpelukan
dengan seorang wanita cantik berpakaian pendek warna merah, yang aku yakin itu
bukan mamahku. Mereka pun duduk dikursi tamu. Sembari membawa botol minuman
yang aku tidak tahu minuman apa itu, Papahku menciumi wanita itu tanpa sadar aku
melihatnya. Menjamahi setiap lekuk tubuh putihnya. Dengan langkah gontai merekapun menuju kamar
tidur papah dan mamahku. Dan aku hanya bisa tidur dengan kaku berharap mamah
disampingku dan memelukku, kemudian kuceritakan apa yang sudah aku lihat tadi.
Ku peluk erat-erat boneka teddy bear hingga pagi menyapa.
Memang diriku masih kecil, namun aku merasa aku bisa mampu mencerna semua
kejadian itu, kehidupan keras yang dibangun dalam tatanan keluargaku membuatku
mengerti. Aku paham betul itu adalah hal yang salah, karena yang dipeluk
papahku bukanlah mamahku. Ini bukan kali pertama, sudah tidak terhitung berapa
kali papah bertingkah seperti itu. Gadis dengan berbagai rupa dibawa kerumah
secara bergantian, ketika mamah tidak dirumah. Aku menyaksikan tiap malam tanpa
mampu berbuat apapun.
Keesokan harinya aku pun bangun
dan mendapati mamahku sudah disampingku dengan matanya yang lebam.
“Mamah, mamah kenapa? Mamah nangis.?” Tanyaku Polos. “ Enggak sayang, mamah
hanya kecapekan. Yuk Angle Mandi, nanti kan sekolah.” Jawab mamahku dengan
tenang. “ Iya mah, Aku sayang mamah.”Ujarku sembari memeluknya dengan hati yang
tak tentu. Aku paham pasti ada yang tidak beres dengan mamahku. “nanti mamah
antar angle ke sekolah ya, mamah libur kerja hari ini.” Ujarnya penuh hangat. “ Asyiikk, makasih
mamah.” Ceplosku penuh girang dan segera ku loncat dari kamar tidur untuk
bergegas mandi. Dan aku pun diantar mamah kesekolah untuk pertama kalinya. “
Mah, nanti angle pulang sendiri aja ya, mamah istirahat saja dirumah. Angle kan
anak berani.”ucapku penuh mantap. “ Oke
sayang, Semangat belajar ya sayang.” Sahut mamah sembari berjalan keluar
menuju gerbang sekolah. Kulihat punggung mamah sampai hilang dari pandanganku
dan aku sesuatu yang mengganjal yang entah apa yang aku sendiri tidak paham.
Setelah jam pelajaran usai, aku pun bergegas pulang ke rumah. Namun apa
yang kudapati? “mamaaaaahh....” Teriakku sambil berlari. Kulihat muka mamahku
penuh luka dan berdiri kokoh papahku didepan mamahku sambil membawa ikat
pinggang ditangan kanannya. Entah apa yang terjadi, yang aku pahami adalah
mamahku telah dipukuli hingga babak belur oleh papahku. Remuk hatiku dan kucoba
rebut ikat pinggang itu dari genggaman tangan
papahku. Tapi apa daya, kekuatan anak kecil sepertiku sangat tidak
sebanding dengan kekuatan papahku. Diangkatlah tubuhku. Dan dibanting diatas
kasur kamarku. “Hei Anak Ingusan, Kamu mulai melawan ya..kamu nggak usah
ikut-ikutan urusan orang tua.. Kamu dikamar dan awas, jangan mencoba pergi
kemana-mana.” Gertak papahku dengan penuh marah. Aku pun hanya mampu menangis
duduk dipojokan kasur kamarku, namun tetap kudengar percakapan papah-mamahku.
“Mulai besok, kita akan pindah rumah di Lorok Permai. Kamu harus bekerja
disana. Awas kalau kamu menolak, aku akan menceraikanmu, camkan itu!!!” Teriak
papahku ke mamahku. “ Tapi pah, aku nggak mau bekerja melayani siapapun selain
suamiku” Jawab mamahku denga menangis. “ kamu mulai membantahku ha??.” Teriak
papahku lagi sambil memukuli mamahku. “ Iya pah, iya pah,, ampuun,, ampuni
mamaahh,,” Dan tangis mamah pun mulai memecah dengan keras.
Semenjak hari kelam itu, kami pun pindah rumah. Ini
merupakan pemandangan baru bagiku. Kulihat para perempuan berpakaian mini,
bersolek cantik dan duduk berbaris rapi diteras-teras rumah dengan seputung
rokok disela jari mereka. Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki
setengah baya berjabat tangan dengan salah satu diantara mereka dan kemudian
mereka saling bergandengan dan masuk ke rumah. Dan entahlah apa yang mereka
lakukan dirumah itu.
Dan malam hari, kudengar musik dangdut diputar dengan keras disetiap
bilik-bilik ruangan dirumah denga teriakan gegap gembita para perempuan dan
laki-laki dewasa. “Mamah, angle tidak bisa tidur.” Gelisahku. “Nanti kamu pasti
akan terbiasa sayang. Tidur ya.. besok kan angle harus sekolah.”jawab mamahku
dengan senyuman pilu. “ Iya mah.” Timpalku sembari kututup kupingku dengan
bantal.
Pagi hari seperti biasa aku pun berangkat ke Sekolah untuk belajar,
Setelah itu akupun bergegas pulang
kerumah tanpa mampir kemanapun. Seperti biasa, untukmenuju kerumah, aku pun
harus melewati beberapa pemandangan yang biasa kulihat, yaitu para perempuan
cantik yang telah berjejer rapi berpakaian mini dan bersolek tebal. Betapa
kagetnya diriku, kucoba buka mataku lebar-lebar dengan hampir tidak percaya.
Kulihat mamahku ternyata duduk dibarisan itu dengan pakaian mini dan bersolek
tebal. “Iya, itu mamahku, Tapi apa yang mamah lakukan disitu? Kenapa mamah
tidak menggunakan jilbab seperti biasanya? Kenapa mamah bersolek tebal? Dan kenapa mamah menggunakan pakaian yang
kesempitan?” Gumamku dalam hati dengan rasa penuh tanya. Selang beberapa menit
kemudian, kulihat mamah digandeng seorang pria, yang aku sangat yakin itu bukan
papahku. Kemudian mereka masuk kerumahku, lebih tepatnya ke kamar papah dan
mamahku.
Aku hanya mampu kaku mengintip didaun pintu kamarku, dan kulihat kembali
pria itu keluar kamar dan memberikan beberapa lembar uang ke papahku yang
ternyata sudah duduk diruang tamu sembari membawa botol minuman yang persis seperti
malam lalu. “ kenapa pria itu memberikan uang ke papahku? Mamahku bagaimana
keadaannya? Apakah baik-baik saja?” Fikirku miris tanpa mampu berbuat apapun.
“Hei, keluar kamar.. cepaaaatt.”Papahku mulai berteriak lagi. Tak lama
kemudian mamahku sudah keluar kamar dengan berpakaian daster dengan rambut yang
acak-acakan. “Hahahahahaha, ternyata kamu bisa kerja bagus ya, hahahaha,
baguss,, baguuuss,,, cepat berdandan lagi sebelum teman saya datang, awas kalau kamu tidak mampu memuaskan mereka.”
Bentak papahku. Dan mamahku hanya mampu menganggukkan kepala dan menuruti
segala instruksi papahku.
Semenjak hari itu, setiap hari pun
aku melihat mamahku ikut berjejer rapi, merokok, dan mulai latihan menyanyi lagu-lagu dangdut
yang tidak pernah dia sukai, selain itu, mamah pun sering minum minuman dari
botol yang persis dulu kulihat dipegang papahku. Aku sangat tidak paham apa
yang dikerjakan oleh mamahku. “Kenapa mamah sekarang berubah?”Fikirku penuh
kegalauan yang membuatku tidak bisa belajar dan tidur dengan tenang.
Hari demi hari, ku jalani dengan keras. Terkadang kupandangi lamat-lamat
muka mamahku yang penuh dengan riasan tebal. Kulihat ada kesedihan yang
mendalam. Ingin ku berontak ke papah yang keterlaluan menyiksa mamahku. Tapi
apa daya, aku selalu dianggap sebagai anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.
Suatu malam, mamahku masuk kekamarku dengan langkah yang sangat pelan.
Mendekatiku dan membisikkan ketelingaku.” Sayang angle, malam ini kamu ikut
mamah ya, Kita akan pindah rumah ke rumah nenek di dukuh seti Pati, Yuk segera
pergi sebelum papah pulang,” “Tapi
kenapa kita pindah mah? “Tanyaku polos dan kulihat jelas muka mamahku yang
penuh luka, tangan penuh sayatan dengan mata lebam yang saya yakin karena
menangis seharian. “Nanti akan mamah jelaskan ketika sampai rumah nenek, semoga
kita nanti lebih nyaman tinggal dirumah
nenek dan kamu bisa melanjutkan sekolah disana.”jawab mamahku sambil
menggandeng tanganku pertanda untuk segera bergegas meninggalkan rumah.
-----------------disekolah-------------------------
Ku buka kedua mataku, kuhela nafas panjang dan aku berkata didepan kelas “Papah,,,,,,,,,,,,Mamahku
adalah orang yang sangat kusayangi dan mereka juga sangat sayang kepadaku.”
Ujarku mantap dan kemudian kembali duduk ke bangku. “Wah luar biasa....Tepuk
tangan untuk Angle,”Ucap bu Guru dan satu kelas pun tepuk tangan dengan meriah.
Sedangkan aku? Masih berontak dengan hatiku. “Teddy bear, tunggu ceritaku hari
ini ya”desahku.
Tuhan... berikanlah aku semangkuk es krim
coklat yang lezat, dan akan kubagi buat mamahku.
(Rosi)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAKHIR TAHUN PINJAMAN DI RATE SANGAT RENDAH.
BalasHapusHalo, aku Mrs. Sandra Ovia, pemberi pinjaman uang pribadi, yang Anda dalam utang? Anda membutuhkan dorongan keuangan? pinjaman untuk mendirikan sebuah bisnis baru, untuk bertemu dengan tagihan Anda, memperluas bisnis Anda di tahun ini dan juga untuk renovasi rumah Anda. Aku memberikan pinjaman untuk lokal, internasional dan juga perusahaan pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%. Anda dapat menghubungi kami melalui Email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Anda dipersilakan untuk perusahaan pinjaman kami dan kami akan memberikan yang terbaik dari layanan kami.