Rabu, 21 Januari 2015

Setelah Buku, Merry Riana Lagi-Lagi Bikin Aku Gila Lewat Film “Mimpi Sejuta Dolar”




“Wow”..itulah ungkapan pertama yang terbesit dalam hatiku setelah membaca buku Merry Riana yang berjudul “Mimpi Sejuta Dolar”.
“Sumpah, gilaaaa”. Itu ungkapan keduaku sambil teriak-teriak (hehe nggak lagi kesurupan kok). Bagaimana tidak? Buku Miss Merry ini benar-benar sangat inspiring buatku. Ketika saya membacanya, buku ini berhasil bikin saya merasa berdebar-debar,bergejolak, deg-degan, panas-dingin dan tidak kuasa menahan haru (tissue mana issue??). By the way, teman-teman sudah kenalkah dengan sosok Merry Riana? (Ayoo..yang sudah, acungkan tangan, eh). Nah, bagi yang belum tahu, yuk aku kenalin (sambil senyum-senyum dengan muka sebaik mungkin).
Merry Riana, seorang anak muda Indonesia yang berhasil meraih penghasilan 1 juta dolar di usia 26 tahun (keren kan?, ini kisah nyata lho). Dan satu lagi, dia meraihnya di negeri tetangga, yaitu singapura (wow, tepuk tangan, prok..prok..prok). Didalam bukunya, berkisah bahwa dia adalah dari mahasiswi dengan ekonomi pas-pasan yang penuh keprihatinan finansial di Nanyang Technological University (NTU). Awalnya, dia tidak pernah bermimpi kuliah di NTU, tapi karena ada kerusuhan di tahun 1998 di Indonesia akhirnya ayahnya mengirimkannya ke perantauan dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Dengan penuh perjuangan, Akhirnya Merry sekarang berhasil menjadi Miliuner muda, pengusaha sukses, motivator yang sangat dinamis, serta pengarang buku terlaris.
Awalnya, aku tidak tahu betul tentang Merry Riana. Aku hanya mendengar simpang siur dengan pemahaman yang kurang komplit. Akhirnya, suatu hari teman kuliahku, sebut saja namanya Nizar. Dia meminjamiku satu buku “Mimpi Sejuta Dolar” yang sampai sekarang belum aku kembalikan (buat aku aja ya bukunya,eh). Dia bilang kalau buku ini aku banget dan cocok buat karakterku.
Aku baca lembar perlembar secara runtut. Baru baca beberapa halaman saja aku sudah tidak sabar untuk menamatkan buku ini. (bener-bener addicted).  Aku sampai nangis mencermati perjuangan demi perjuangan untuk bertahan dalam kesulitan. Sampai akhirnya aku menelfon nizar dan bilang “Thanks banget nizar, berkat buku pinjaman lu, gue tahu arti nilai perjuangan yang sesungguhnya, dan gue akan berjuang untuk hidupku.” “Ah lebay lu.” Jawab nizar sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Satu hal yang tidak bisa lepas dari benakku adalah. Pesan Moral dari Mama Merry  yang memberikan semangat untuk terus bertahan dan berjuang dengan terus  melibatkan Tuhan dalam setiap langkah. “Serahkanlah semuanya kepada Tuhan, maka selangkah demi selangkah Dia akan menuntunmu.” Aku sebagai pembaca merasa terhipnotis dengan petuah positif itu.
Buku “Mimpi Sejuta Dollar” benar-benar menjadi obat buatku. Dimana waktu itu saya dalam kondisi paling terpuruk. Terasa banyak beban yang kupikul dipundak. Mulai dari urusan pekerjaan dikantor, urusan organisasi, urusan keluarga sampai urusan percintaan.
Selanjutnya, aku mulai mencari akun sosial media  Merry seperti facebook dan twitter. Ku ikuti setiap status yang dibuat nya dan kutemukan banyak hal positif yang membangun  semangatku tiap harinya. Selain itu,  aku mulai sering browsing internet untuk sekedar mencari informasi tentang sosok Merry, dan juga menonton beberapa video di youtube.com. Iya, aku akui aku menjadi followers setia Merry Riana.
Gilaku tidak sampai disitu, Merry Riana lagi-lagi menghipnotisku untuk kedua kalinya melalui film perdana nya yang disadur dari buku the best seller “Mimpi Sejuta Dolar”. Film yang sekarang sudah tembus lebih dari 600.000 jiwa.
Kemasan dalam film tersebut lebih modern, seperti ada beberapa scene dimana sosok Merry yang diperankan oleh Chelsea Islan menggunakan telephone seluler. Hal ini tentunya tidak dijumpai ditahun 1998 (kisah nyatanya).
Namun, dengan balutan yang lebih terkini tersebut tidak merubah nilai sebuah perjuangan sesuai yang dikisahkan di novelnya, seperti karena kerusuhan, Merry  terpaksa mengungsi kuliah ke Singapura dengan hutang $40.000 biaya kuliah. Sambil kuliah, Merry kerja part-time sebagai pembagi brosur di jalan. Menjadi agen asuransi Menawarkan asuransi door-to-door di pinggir jalan, halte bus, dan stasiun kereta. Hal yang membuatku tidak habis fikir adalah ketika merry bisa bertahan dengan 10 dollar/ minggunya dengan selalu ngumpet-ngumpet makan roti di toilet.
Adegan demi adegan tidak ada yang kulewatkan sedikitpun. Bahkan untuk sekedar mengedipkan mata saja aku takut, iya takut kehilangan adegan yang penting. Dalam film, sang Sutradara, Hestu Saputra mampu  mengeksekusi dengan sangat indah. Balutan antara perjuangan, haru, lucu, dan romantis menyatu dengan komplit. Perfecto!!
 Sosok Alva, Suami Merry sangat ditonjolkan dalam film ini. Hal ini berbeda dalam buku, yang sangat terlihat sosok Merry Riana sebagai seorang pejuang. Mungkin Merry ingin menunjukkan bahwa di balik sosok seseorang yang hebat, ada sosok yang jauh lebih hebat lagi, yang selalu setia mendampingi dan mendukung setiap langkah orang hebat tersebut. Seperti yang pernah disebutkan Merry ke Alva "Jangan berjalan di belakangku, jangan berjalan di depanku, tapi berjalanlah di sampingku, dan jadilah pasangan hidupku."
            Saya akui, banyak perubahan yang saya alami setelah saya membaca buku dan menonton filmnya. Saya bercedak sangat keras, saya tidak mau hanya melihat kesuksesan seseorang, tapi saya juga harus sukses. Saya sadar betul bahwa saya harus berani mengambil keputusan ekstrim untuk memulai langkah baru. Iya, saya resign dari pekerjaanku. Padahal saya sudah pegawai tetap. Banyak yang menyayangkan keputusanku ini.  Tapi saya pastikan, dengan tekad yang kuat saya tidak akan pernah menyesal. Sekarang saya adalah pribadi yang baru. Memulai dari awal dan fokus pada mimpi.  Life must go on. I have to fast moving to reach my dreams. Yeach.. Thanks Merry.
Film ini recommended banget buat teman-teman, jadi segeralah kalian dateng ke bioskop selagi masih tayang. Dengan berbekal beberapa ribu rupiah untuk membeli tiket, tapi akan sangat bermakna sepanjang hidup kalian. Ajaklah teman, keluarga atau siapapun untuk menonton, agar ikut merasakan dampak luar biasa yang saya alami. Selain itu, belilah novelnya, kamu akan merasakan aliran darah yang panas mengucur dalam dadamu ketika membacanya. Detik-detik perjuangan yang membuat kamu geleng-geleng kepala. Setelah itu ikutilah beberapa sosial medianya, agar kamu bisa termotivasi setiap waktu, dimanapun dan kapanpun juga.
Those all are my real experience, How  about you guys??


---Rosi

Rabu, 14 Januari 2015

Papah, Kembali


-- Semangkuk Ice Cream Untuk Mamah --


Tuhan, kembalikan lah papahku.
Agar kami bisa menikmati semangkuk ice cream bersama lagi.


Malam ini semilir dingin, karena memang rumah nenekku ada didekat pantai. Angin kencang menjadi pemandangan setiap hari dikala musim penghujan tiba. Deburan ombak berteriak lirih menghatam bebatuan tepi pantai. Sayup-sayup terdengar mamah didapur sedang menyiapkan makan malam untuk kami. Sedangkan aku, belajar dikamar untuk persiapan ujian semester satu minggu lagi. Kuraih jaket coklatku kemudian mendekati nenek yang sedang duduk di kursi sembari menonton sinetron kesayangannya. Hampir tiap hari nenek tidak pernah melewatkan acara televisi itu. Terkadang nenek terkekeh-kekeh sendiri tatkala melihat adegan-adegan lucu para pemainnya, tak jarang juga nenek tiba-tiba menangis terisak-isak ketika melihat adegan drama menangis. Ah....nenek memang mudah terbawa suasana, pikirku sambil tersenyum geli.
“Sudahkah mengerjakan PR mu, jel?” ucap nenek memulai percakapan. “Sudah nek”. Jawabku singkat sembari duduk mendekati nenek. Jel, begitulah nenek biasa memanggilku. Sepertinya nenek memang kesulitan memanggil namaku yang sebenarnya. Mamah memberi nama “Angela” Untukku. Angle adalah bahasa inggris yang artinya malaikat, mungkin Mamah berharap anaknya bisa mempunyai hati seperti malaikat. Di sekolah biasanya aku dipanggil Angle oleh teman dan guruku. Tapi berbeda dengan nenekku yang terbiasa tinggal didesa, lidahnya sudah kaku untuk mengucapkan istilah yang asing dan jarang didengar. Pernah suatu hari aku protes ke nenek, kenapa memanggilku seperti itu dan berusaha mengajari nenek untuk menyebut namaku dengan benar. Tapi, gagal. Kulihat bibir nenek yang blepotan menyebut namaku, sampai membuat aku dan mamah tertawa terpingkal-pingkal. Apapun itu, panggilan “jel” adalah panggilan kesayangan dari nenekku.
Aku sekarang sudah duduk dibangku SMA kelas XI di salah satu SMA favorit di kotaku. Semenjak kejadian kelam 3 tahun silam, aku dan mamah tinggal dirumah nenek. Rumah nenek sangat sederhana. Rumah yang berdinding kayu, berubin keramik dengan halaman yang cukup luas ini dikelilingi pohon kelapa. Sayup-sayup gemerisik khas dedaunan kelapa membuat suasana menjadi semakin syahdu. Sering juga terdengar suara jeritan jangkrik dan serangga lainnya dimalam hari. Gaduh memang, tapi itulah yang membuat kami nyaman tinggal dirumah ini.
Nenek dan mamah bekerja sebagai penjual ikan di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka mulai bekerja di pagi buta untuk membeli ikan segar dari nelayan yang baru mendarat ditempat pengepul ikan, kemudian dijual kembali ke pedagang ecer dipasar. Nenek akan mengomel seharian, kalau terlambat datang ke pengepul ikan. Sudah menjadi rutinitas nenek untuk berangkat sepagi mungkin agar tidak ketinggalan dengan pembeli ikan lainnya. Bangunlah sebelum fajar, agar rezeki tidak dipatok ayam. Itulah nasehat nenek yang terus-terusan diucapkan setiap fajar menyingsing. Terus, apa kabar Papah?
Aku masih ingat kejadian di suatu malam tiga tahun yang lalu. Pintu rumah nenek digedor-gedor dengan sangat kencang. “Dina....dina... buka pintunya.” Teriak papah ke mamahku. Aku, mamah dan nenek takut sejadi-jadinya didalam kamar. “Ayo, cepat buka pintunya, aku tahu kamu sekarang ada didalam rumah,” imbuh papah dengan suara yang menggelegar. “gimana ini bu? Dina harus bagaimana? Mas irfan sepertinya sedang marah besar,” rintih mamah ke nenek dengan nada berbisik. “Temui saja, tidak baik membiarkan orang teriak-teriak dimalam hari,” jawab nenek dengan bijaksana. “Jangan kuatir, akan saya temani.” Imbuhnya.
“Malam-malam teriak-teriak, kamu pengen semua orang sekampung bangun gara-gara dengar suaramu, ha?” gertak nenek sembari membuka pintu. “Eh, bu..mana dina!.” Jawab papah dengan nada sedikit pelan. “Ada apa kamu cari dina?, mau kamu siksa lagi? Irfan...irfan...dari dulu kamu tidak pernah berubah.”tukas nenek. “Aku mau bawa pulang dina, tidak seharusnya dia disini. Seharusnya dia tinggal bersama suaminya, tidak keluar rumah tanpa ijin seperti ini” Ucap papah dengan marah. “Saya nggak mau mas, aku disini saja tinggal sama ibuk, ma’af mas.” Kata mamah keluar dari balik pintu. “kamu dengar irfan? biarkan dina disini saja tinggal dengan saya, jangan paksa dina dan angle, atau kamu mau saya laporkan ke polisi?” bela nenek dengan tegas. “Hah..awas ya kalian.” Ancam papah sambil melangkah keluar rumah dengan nada yang mengerikan.
Aku melihat pancaran marah dari sorot mata papahku. Marah yang sama seperti ketika papah menyiksa mamahku waktu itu. Pedih rasanya ketika ingat mamah dipukuli. Luka lebam sekujur tubuh menjadi topik sehari-hari. Terlebih lagi ketika mamah  dipaksa untuk melacur karena kegilaan papahku. Penyiksaan batin juga dilakukannya, dengan selalu membawa perempuan yang tidak pernah aku kenal ke kamar mamahku. Memang dulu aku belum begitu paham untuk mencerna kejadian demi kejadian dalam keluargaku. Namun sekarang saya sudah berkembang menjadi gadis yang lebih dewasa. Kisah tiga tahun lalu, selalu berusaha dikubur dalam-dalam oleh mamahku semenjak kami melarikan diri dari tempat prostitusi itu. Dan kini, drama itu terbuka lagi.
Aku yakin, papah pasti memarahi siapapun yang didekatnya, karena tidak menemukan kami dikamar keesokan harinya. Membanting benda apapun disampingnya dan berteriak keras seperti orang kesurupan seperti biasanya. Belum lagi kalau dipengaruhi minuman keras yang menghilangkan kesadarannya. Aku juga mendengar dari tetangga, kalau papah mencari aku dan mamah sampai kemana-mana setelah kami kabur dari lorok permai malam lalu. Dengan muka ketakutan, nenek menutup pintu dan menenangkan mamah yang sudah melelehkan air mata. “Sudahlah dina, apa yang kamu tangisi?” hibur nenek. “Aku takut buk, aku khawatir mas irfan akan berbuat yang tidak-tidak.” Jawab mamah. “Berserahlah sama Tuhan, semoga kita mendapatkan perlindungan.” Jawab nenek menenangkan. Tangis mamah pecah malam itu. Dan apakah kalian tahu bagaimana perasaanku malam itu? Iya, hancur lebur bersatu dengan rasa takut yang menggelayutiku semalaman.
“Angle, sini makan malam sayang, kamu pasti sangat lapar,” sambut mamah sambil senyum. “Siapkan piring juga untuk nenek ya.” Imbuh mamah. Aku pun mengangguk tanpa membantah sedikitpun. Begitulah keluarga sederhana kami. Membiasakan diri makan malam bersama. Dengan makan bersama, kami biasa saling bercerita tentang apapun yang terjadi seharian. Apalagi dulu ketika kakek masih hidup, beliau sering sekali memberikan nasehat tentang kehidupan ke kami di akhir makan malam. Sering kami menangis bersama ketika mendengar cerita sedih, namun juga tidak jarang kami tertawa terbahak-bahak ketika mendengarkan cerita lucu dan bahagia. Jadi hampir dikatakan tidak ada rahasia  antara kami. Kami bercerita tentang hal apapun baik kabar bahagia, sedih, mengerikan bahkan juga tentang ceritaku di sekolah.
Pernah suatu malam ketika makan malam bersama, nenek menanyaiku “Siapa itu irul? Kenapa tidak pernah diajak mampir ke rumah? Kenalkan dong ke nenek, nenek kan juga pengen kenal” tanya nenek dengan menyelidik. “Uhuk..uhuk.” Aku tersedak dan meraih gelas untuk minum. “Nenekk... darimana nenek tahu? Ah nenek..” jawabku malu. “Ya iyalah nenek tahu, nenek kan baca sepucuk surat malang yang dibuang pemiliknya ke tempat sampah, hehe.  Kasian kan, sudah dibuat bagus-bagus, tapi dibuang, hampir saja nenek bakar, untungnya nenek baca dulu. Jadi ya saya simpan, siapa tahu sewaktu-waktu dicari sama pemiliknya” Goda nenek sambil mengerlingkan mata. “Siapa Angle? Kok mamah juga tidak diceritain?” potong mamah. “Ah nenek, harusnya nenek nggak usah baca dulu suratnya, itu lho mah irul kakak kelasku. Dia suka sama aku mah.” Jawabku malu. “Oh...gitu..terus?” jawab mamah dan nenek dengan kompak. Malam itu mendadak mamah dan nenekku kompak sekali. Mereka menanyaiku seperti sedang mewawancarai pegawai baru. Aku pun tidak bisa berkutik, harus menjawab pertanyaan  demi pertanyaan yang mereka ajukan. Gelak tawa tidak bisa kami elakkan, terlebih lagi nenek menggodaku ketika ketahuan mukaku memerah. “Lihat itu pipi anakmu din, persis seperti kamu waktu masih muda dulu.” goda nenek semakin menjadi-jadi sambil tertawa terkekeh-kekeh tidak tertahan.
Malam ini, kami makan melingkar dimeja bundar seperti malam-malam biasanya. Kali ini mamah masak sayur kangkung dengan lauk ikan bawal goreng ditambah sambal trasi pedas kesukaanku. Aroma masakan membuat perutku keroncogan tidak sabar untuk segera diisi. Nasi putih mengepul dahsyat dipiringku, membuatku semakin tidak tahan untuk segera makan. Ku sisingkan lengan bajuku,  dan mulai kubasuh jari-jariku dengan air dalam baskom, dan nasi hampir siap mendarat dibibirku dengan tangan tanpa sendok. “Angle, berdo’a dulu.” Gerutu nenek. “eh, iya nek.” Jawabku kaget dan langsung berdo’a. Keluargaku memang bukan keluarga relijius. Tapi kami terbiasa melakukan segala sesuatu yang diawali dan diakhiri dengan berdo’a. Kakekku dulu bilang “ Setiap hal harus diawali dan diakhiri dengan do’a, biar tidak diikuti roh atau syetan jahat, dengan do’a maka kita akan diiringi oleh hati malaikat.” Ujar kakek dengan bijaksana. Setelah berdo’a bersama, kami pun mulai makan.
“Din, bagaimana besok? Jadi kamu menjemput suamimu irfan itu?.” Tukas nenek memecah hening. “Iya buk, besok jam pagi dina akan ke penjara, Angle mau ikut? Sahut mamah. “Iya mah, pasti! Besok kan Angle libur sekolah.” Jawabku lugas penuh semangat. Papahku akan keluar penjara besok pagi setelah dikurung selama 3 tahun. Setelah malam lalu ketika papah berusaha menjemput mamah  dirumah nenek, hidup papah semakin tidak teratur. Benar kata nenek, papah tidak berubah sama sekali. Sampai suatu hari, papah berurusan dengan kepolisian.
“Dina..din..dina.. suamimu din, suamimu..” teriak Bulek Jatmi ke mamah waktu itu di pasar ikan. “Ada apa bulek? ada apa dengan mas irfan?” jawab mamah kaget.  “Itu din, suamimu, anu, anu.” Jawab bulek dengan gugup. “suamimu ditangkap polisi.” Imbuhnya. “Apa? Darimana bulek tahu.” Jawab mamah gemetar bukan kepalang.  Bulek Jatmi, adalah adik kandung nenekku. Beliau bersahabat akrab dengan mamahku. Jadi dipastikan segala informasi dari beliau terjamin keakuratannya, bukan gosip simpang siur belaka. Mamah memang sengaja menutup komunikasi dengan papah. Akan tetapi informasi penting sering datang sendiri dari orang-orang terdekat. Bulek bercerita kalau papah ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara sebagai tersangka. Sontak berita ini membuat mamah kalut dan gelisah luar biasa. “Tenangkan pikiranmu din, kamu langsung ke kantor polisi saja, biar ibuk yang memberesi dagangan, nanti saya nyusul.”ucap nenek.
Tak lama kemudian, sampailah mamah di kantor polisi. Ditemuinya papah didalam jeruji besi dengan kondisi yang mengenaskan. Papah tampak lebih kurus, pucat dengan kantung mata yang semakin melebar. Seperti ada masalah besar sedang menimpa papah yang membuatnya depresi. Benar kata bulek Jatmi bahwa papah dimasukkan penjara sebagai tersangka. Waktu itu, papah tertangkap basah sedang pesta narkoba dengan teman-temannya dirumahnya. Dalam kondisi tidak sadar papah dan teman-temannya diseret di kantor polisi untuk dimintai keterangan. Dalam persidangan tidak ada yang bisa membela papah, karena memang sudah terbukti ditemukan 1 kg ganja dirumahnya. Tiga tahun, papah akan merasakan dinginnya penjara.
Semenjak itu, mamah rutin menjenguk papah. Dikirimkannya buah-buah segar dan makanan hasil masakannya sendiri. Setidaknya seminggu sekali mamah benar-benar meluangkan waktu untuk melihat kondisi papah. Terkadang aku juga ikut, ketika tidak ada jadwal les tambahan atau program ekstrakurikuler di sekolah. Nenek jarang menjenguk,  karena memang beliau sudah tidak muda lagi, merasa kecapekan jika harus berpegian jauh. Dirawatnya papah dengan sangat lembut. Seolah mamah lupa dengan semua luka yang digoreskan papah di waktu yang lalu. Awalnya dulu papah selalu menolak untuk dijenguk mamah, karena merasa malu atas sikapnya selama ini. Namun mamah tetap kukuh berjuang untuk bertemu suaminya. Papah sudah banyak berubah dan cenderung diam. Mungkin beliau sadar, hanya mamah lah yang setia menjamunya sampai saat ini. Proses penyembuhan dan rehabilitasi sepertinya bekerja dengan baik. Terkadang mereka bersendau gurau dan saling menggoda satu sama lain. Kulihat muka mamah dengan pekat, iya..mamah masih sangat mencintai papah. Lagi-lagi aku kagum dengan kesabaran mamah.
Fajar menyingsing, aku dan mamah segera bersiap-siap untuk menjemput papah. Mamah berdandan tipis namun tampak cantik dan segar rona mukanya. Segera aku siapkan apa saja yang perlu kami bawa. Dengan menggunakan baju terbaik, kami segera berpamitan dengan nenek dan segera berangkat. “Do’akan kami ya buk.” Ucap mamah sembari berpamitan ke nenek.  Butuh waktu dua jam untuk sampai ke lokasi dengan tiga kali naik angkutan dan satu kali naik bis umum.
Di kantor polisi tepat jam 09.00 pagi, papah akan dikeluarkan dari penjara. Kulihat dalam-dalam muka mamah yang harap-harap cemas tidak sabar menyambut suaminya. “Dina..dina..Terima kasih dina sudah mau merawatku selama ini. Mohon ma’afkan aku yang sudah khilaf menyakitimu selama ini.” Ujar papah pertama kali. Kami berpelukan seolah sepasang kekasih yang tidak pernah bertemu. Isak haru mengiringi perjalanan kami. Kami pulang ke rumah nenek dengan rasa yang berkecamuk tapi sedikit lega. Bagaimana dengan kehidupan keluarga kami setelah ini?
Sesampai dirumah, nenek dan beberapa tetangga sudah menunggui kami diruang tamu. Sepertinya kabar papah sudah bebas dari penjara hari ini sudah tersebar luas di penjuru kampung. Sehingga tanpa kode apapun, para tetangga juga ikut menyamput papah pulang. Entah karena benar-benar ingin ikut menyambut atau hanya karena ingin melihat kondisi papah yang sekarang. “Syukurlah irfan, akhirnya kamu pulang.” Tutur nenek dengan nada ikhlas dan sedikit gemetar. Sepertinya itu adalah rasa haru  dan lega yang tidak mampu disembunyikan.
Setelah itu papah meminta ijin ke nenek untuk membawa kami pulang kerumahnya. Sebenarya aku kaget mendengarnya. Mungkin karena ada kekhawatiran dalam diriku kalau kisah lama terulang kembali. Walaupun papah tampak baik, tapi sifat kejamnya bisa muncul kapanpun juga. Aku tidak mau melihat mamah mengalami penyiksaan yang bertubi. Namun kali ini papah mampu meyakinkan kami dan tampak sungguh-sungguh akan berubah.
Akhirnya kami memutuskan tinggal bersama di juana, salah satu daerah dikotaku dimana tempat aku dilahirkan dulu. Papah kemudian bekerja sebagai nelayan disana dan mamah tetap bekerja sebagai penjual ikan segar di pasar. Kami hidup bahagia, itulah harapanku.

Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan kembali papahku
Semangkuk ice cream coklat ini tidak hanya untuk mamahku, tapi juga papahku

Senin, 12 Januari 2015

ARI Pati sebagai Youth Delegation di International Aids Conference 2014, Melbourne, Australia


Melbourne, Australia –  Aliansi Remaja Independen Pati (ARI Pati) yang merupakan sebuah organisasi yang berkomitmen dalam bidang pendidikan, ketenagakerjaan, advokasi dan konsultasi hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi remaja di kabupaten Pati. Dalam hal ini ARI Pati juga berupaya ambil bagian dalam memberikan solusi terbaik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama remaja dalam memahami pentingnya pengetahuan terkait kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk tentang HIV-AIDS.


Tak hanya andil dalam meningkatkan kesadaran memahami pendidikan seksualitas, tetapi juga selalu melakukan advokasi ke stakeholder dan pemerintah guna melakukan pendekatan secara signifikan agar permasalahan ini bisa diselesaikan secara seirama dan berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan visi sebagai remaja yang kompeten serta mampu memberikan teladan bagi remaja lainnya, Aliansi Remaja Independen Pati ikut andil dalam Aids Conference 2014 yang diwakili oleh Titik Rusmiati guna  menjalin kerjasama internasional.
CIMG0232
Kesempatan delegasi ARI Pati untuk turut ambil bagian dalam Aids Conference 2014 tak hanya memberikan media pelatihan calon pemimpin masa depan dengan menghadapkan langsung pada permasalahan dunia, dan isu-isu penting negara saat ini, tetapi juga menjadi media langsung untuk menguji dan mengasah kemampuan negosiasi internasional dan analisis masalah.
International Aids Conference 2014 diadakan di Melbourne Exhibition center pada 20-25 Juli 2014. Namun sebelumnya, delegasi juga ikut serta dalam Melbourne Youth Force pada 18-19 Juli 2014 di St. Library State.
Melbourne Youth Force (MYF)
Melbourne Youth Force (MYF) adalah Pra Konferensi yang diikuti oleh jaringan orang-orang muda dari seluruh dunia yang berkomitmen untuk membentuk respon global terkait HIV. MYF merupakan inisiatif bersama dari Melbourne  youth, YEAH, dan beberapa mitra di Australia. Acara ini terbuka untuk semua orang-orang muda yang menghadiri AIDS Conference 2014, Pra-Konferensi fokus pada berbagi informasi dan membangun skill untuk orang-orang muda di seluruh konteks politik, ilmiah, ekonomi dan sosial dari HIV / AIDS. Serta memfasilitasi partisipasi kaum muda pada AIDS 2014.
Lebih dari 200 orang muda dari seluruh dunia yang berkumpul di St.Library State ini selama dua hari yang berdiskusi tentang advokasi HIV. Ada juga Sesi lokakarya yang mencakup perdebatan mengenai penelitian ilmiah dan sosial, pelatihan media dan pemecahan masalah yang terbaru. MYF tidak hanya sebagai tempat menambah wawasan tentang AIDS 2014, tetapi juga tempat yang memungkinkan aktivis HIV muda untuk membangun persahabatan baru dengan aktivis muda dari negara lainnya.
Dalam MYF, hal yang sangat hangat di bicarakan adalah tentang Peer Educator, Sehingga para delegasi saling berbagi issue dari negaranya masing-masing dan bertukar pendapat tentang metode serta strategi untuk memperkuat kualitas peer educator.
Di AIDS Conference 2014, orang muda sangat berperan aktif dalam semua aspek konferensi. Orang-orang muda tidak hanya sebagai delegasi, tetapi penyelenggara kegiatan, pembicara dan volunteer. Program Pemuda ini mencakup berbagai kegiatan yang dirancang untuk dan oleh orang-orang muda termasuk pertunjukan budaya dan pendidikan, presentasi, lokakarya dan diskusi panel. Sehingga MYF adalah langkah awal yang memberikan ruang bagi kaum muda untuk jaringan dan berkolaborasi dari seluruh dunia.
Opening Ceremony
Konferensi yang dibuka pada 20 juli 2014 ini dimulai dengan catatan suram dengan meninggalnya  enam delegasi  termasuk pendiri International Aids Society (IAS), President Joep Lange dalam perjalanan ke Melbourne dengan pesawat Malaysia Airlines MH17yang jatuh di Ukraina, bersama-sama 298 penumpang lainnya.
“The extent of our loss is hard to comprehend or express,”kata presiden IAS, Françoise Barré-Sinoussi. “We grieve alongside all of those throughout theworld who have lost friends and family in this senseless tragedy.”
Kemudian membahas data menggembirakan terkait dengan akses pengobatan dan mengurangi infeksi HIV baru, namun karena masih ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV-AIDS) ini menimbulkan penghalang utama untuk mengakhiri epidemi.  “If we accelerate a scale-up of all HIV services by 2020, we will be on track to end the epidemic by 2030,” kata Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibé. “If not, we risk significantly increasing the time it would take, adding a decade, if not more.”
opening sec
Di upacara pembukaan, delegasi dari Indonesia juga ikut menyampaikan pidatonya. Dia adalah Ayu Oktarianiyang merupakan ketua Indonesian Positive Woman’s Network and focal point for YouthLEAD and women Living with HIV in Indonesia. Dia berkata bahwa Ayu adalah orang yang hidup dengan HIV AIDS (ODHA) sejak lima tahun yang lalu “I am HIV-positive because of lack of information. What happened to me is common throughout our region and the world. I come from the most populous Muslim country, but our situation is not unique. I am surrounded by peers from other countries – Hindus, Buddhists, Christians, Seikhs, atheists, and we all faced the same problem. Many of us got HIV because we did not have the means to protect ourselves.”
Dalam pidatonya, dia juga menyampaikan bahwa menjadi ODHA tidaklah mudah, ketika ingin melakukan test HIV harus didampingi oleh orang tua, susahnya mendapatkan pelayaran yang ramah, terlebih lagi stigma serta diskriminasi yang selalu dia terima.
Di akhir pidatonya, Ayu mengajak kepada seluruh organisasi didunia yang bekerja keras baik skala daerah, national maupun global untuk bersama-sama memerangi virus HIV. “I’m asking all young people living with HIV and those who care about us, to join hands and work together to make a better world where young people get the information they need and all people living with HIV are treated with respect.” “ Welcome to AIDS 2014.” Imbuhnya.
Pidato Bill Clinton
Dalam kesempatan ini, Presiden Bill Clinton mengatakan bahwa menemukan cara efisien yang lebih ekonomis untuk mencegah HIV adalah satu-satunya hal yang sangat vital untuk mencegah tersebarnya virus.
Clinton mengatakan  bahwa pertemuan pencegahan dan dukungan HIV dalam target global mungkin “existing funding envelope”, tetapi jika sumber daya yang digunakan akan lebih efektif. “The development of super-efficient systems can help us achieve the 90-90-90 goals,”  kata Clinton, mengacu pada UNAIDS 2020 target 90% dari orang dengan HIV yang mengetahui status mereka, 90% dari orang dengan HIV antiretroviral yang menerima pengobatan dan 90% dari orang yang memakai pengobatan memiliki viral load tidak terdeteksi.
Deteksi dini, kata Clinton, itu sangat penting “New data from 51 countries suggests 70% of HIV-related deaths could have been prevented.” Dia menambahkan: “The evidence continues to build that early treatment helps prevent further transmission.”
Geldof: Memberantas Kemiskinan dan Menghilangkan HIV
Sir Bob Geldof mengatakan bahwa memerangi kemiskinan di Afrika juga dapat membantu memerangi HIV / AIDS. Pemaparan tentang prestasi peneliti AIDS selama 30 tahun terakhir adalah “extraordinary“, kata Geldof “The reluctance to fund new research during the last mile was preposterous”.
Geldof juga mengecam negara-negara maju yang mengurangi bantuan luar negeri kepada orang miskin. Termasuk keputusan Australia yang mengurangi bantuan langsung luar negeri. Geldof menuduh politisi kita melanggar kata-kata mereka“You can’t mess around with a sovereign promise to the poorthey’re too weak, they’re too vulnerable,” dia berkata.“It’s like beating up an infant.”
Geldof mengatakan kekayaan Australia wajib untuk membantu orang-orang termiskin di dunia. “Remember, you’re one of the richest countries in the world,”
Dalam pidatonya, Geldof juga membahas tentang ketidaksetaraan gender dan ekstremisme agama di seluruh Afrika yang masih menstigma terhadap orang yang hidup dengan HIV.
Menyampaikan pidato utama pada upacara penutupan, musisi dan aktivis Sir Bob Geldof menyampaikan kembali komentar yang dibuatnya pada konferensi tentang peningkatan pendanaan untuk program dan layanan HIV. “I am dismayed that you people, after such great scientific and global health success, still have to beg for cash. On this last mile, on this last hurdle, we cannot allow indifference and incapable governance to stop the final victory, which is coming.”
AIDS 2014 Legacy Statement
Menteri kesehatan dari setiap negara bagian dan wilayah Australia berkomitmen untuk menghilangkan semua transmisi baru HIV pada akhir 2020 Pengumuman ini dibuat oleh para menteri kesehatan dari Victoria dan NSW, David Davis dan Jillian Skinner, dan co-chair konferensi Profesor Sharon Lewin.
Deklarasi tersebut merupakan tujuan inti dari Pernyataan Legacy AIDS 2014, rencana yang disusun oleh penelitian, pemerintah, masyarakat dan para pemimpin ilmiah awal tahun ini. “It commits us to a rejuvenated response to HIV,” ,” kata Skinner. “None of this would have been possible without our partnering with the clinical world, research world and the community,” tambah Profesor Lewin: “[Australia] will be the first country to have such ambitious targets that have been signed up to from every aspect of the response, and I think we should be incredibly proud of that.
Pada acara sebelumnya, Davis juga mengumumkan bahwa Pemerintah Victoria akan mengubah hukum yang secara spesifik mengkriminalisasi penyebaran virus HIV dengan sengaja. Pasal 19A dari Undang-Undang Kejahatan 1958 menyatakan bahwa seseorang “intentionally causes another person to be infected with a serious disease is guilty of an indictable offence”. Undang-undang menyatakan bahwa HIV sebagai penyakit yang serius. Victoria adalah satu-satunya negara bagian Australia memiliki hukum seperti itu. “Repealing section 19A would have a positive impact on the stigmatisation of people living with HIV, with no negative impact on public safety,” kata Presiden Ian Muchamore. “Its repeal would remove an embarrassing anachronism from the law of this state and put us on the path to eliminating HIV infections by 2020.”
safe_image
Closing Ceremony
AIDS 2014 yang berakhir pada hari Jumat, 25 Juli 2014  dengan paduan suara tokoh internasional menyerukan pemerintah dan organisasi untuk meningkatkan kecepatan dalam hal memberikan akses universal terhadap pengobatan, perawatan dan pencegahan.
Berbicara atas nama orang yang hidup dengan HIV, Australia John Manwaring mendesak orang-orang dari masyarakat yang terkena dampak HIV menjadi advokat yangtak kenal takut. “Every day, those of us living with HIV have to contend with fear and the irrational, often cruel, reactions it incites. But as I’ve heard people speak over this past week, I have realised an undeniable truth: we are more powerful than we know“kata Manwaring. “When those of us living with HIV come out into the light and share our stories, we dispel the fear, the stigma, and the hate. In their eyes, we are no longer stereotypes and statistics; we are human.”
Local Co-Chair dari konferensi, Australia Prof Sharon Lewin, juga menyerukan peningkatan dukungan dan kerjasama. “This week, we have heard of all the great progress but that there is still much work to be done. In order for us to change an epidemic to low level infection, we need an individualised approach to address key hot spots; we need a strong focus on specific geographic areas and key affected populations that continue to experience the highest numbers of infections. We need to recognise that one size will not fit all in our response. Now more than ever we need an increase in funding to do it. Now is not the time to slacken the pace.”
Presiden Chris Beyrer (Presiden Baru International Aids Society) mengatakan bahwa ada dua tantangan terbesar yang dihadapi respon global HIV adalah kurangnya akses perawatan yang efektif bagi jutaan orang di seluruh dunia, dan undang-undang baru yang bersifat diskriminatif dan kebijakan yang tidak peduli dengan pengobatan HIV. “I am the first openly gay person to lead the IAS, and as a man who buried too many friends and lovers before we had effective treatment, let me pledge that inclusion for all who need and want HIV services will be a fundamental focus of my leadership.”
Konferensi AIDS Internasional berikutnya akan berlangsung di Durban Afrika Selatan, pada tahun 2016. Dalam pidatonya pada upacara penutupan, Local Co-Chair dari AIDS 2016 Profesor Olive Shisana menyatakan  bahwa “sub-Saharan Africa still shoulders a vastly disproportionate burden of the HIV epidemic, with high prevalence and mortality.”
“The past three decades of HIV/AIDS has taught us that the disease doesn’t discriminate but that people and governments do,” kata Shisana“A renewed engagement with decision makers across the continent on the issue of human rights will be unavoidable if we are to move towards ending AIDS in sub-Saharan Africa and build on the huge gains that we’ve made over the past 15 years. It is my hope that the Durban 2016 conference will drive momentum towards a reinvigoration of the HIV/AIDS response in Africa.”
AIDS 2014 diikuti oleh lebih dari 13.600 delegasi dari lebih dari 200 negara untuk membahas penanggulangan HIV secara global. Mantan Presiden AS Bill Clinton, Sir Bob Geldof, kepala UNAIDS Michel Sidibé dan tokoh internasional lainnya bergabung delegasi dari medis, penelitian, pemerintah dan sektor advokasi serta perwakilan dari masyarakat yang terkena dampak HIV dan AIDS termasuk pria yang berhubungan seks dengan laki-laki, transgender, pekerja seks dan pengguna napza. (Titik Rusmiati)

Minggu, 11 Januari 2015

10 Tips Liburan Ke Pulau Karimunjawa agar terkenang sepanjang masa.

Well, Guys.. kamu ada rencana liburan ke Pulau Karimunjawa? Naah.. saya ada beberapa tips buat teman-teman nih.



1. Pastikan Punya Tujuan Wisata.
Ini sangat penting karena jangan sampai anda berencana bepergian/ liburan tanpa tau arah kemana yang dituju, karena itu sama halnya seperti gelandangan yang tak tau arah jalan pulang yang tersesat dalam lautan luka dalam (eh..).  Kamu bisa mengakses info dengan memperbanyak browsing. Dalam hal ini, recommended banget buat kamu liburan ke Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara di Jawa Tengah.

2. Bentuk Tim, Jangan Sendirian
Nah.. Trip akan jadi lebih terkenang jika kita pergi bersama banyak teman/ keluarga. Kalau sendirian kamu akan merasa seperti orang hilang. Masak masak sendiri, makan makan sendiri, nyuci piring sendiri (Lhoo...kok malah nyanyi,hihi).  Sehingga kamu akan merasa lebih ramai, aman dan nyaman, selain itu juga akan ada teman yang bisa membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan, termasuk bantuin ambil foto diri kamu pas nyebur dilaut.

3. Hitung Budget.
Ini sifatnya sangat krusial. Kenapa?? Jangan sampai kamu ingin ke Pulau Karimunjawa tanpa uang (its impossible). Karena semuanya juga harus bayar, termasuk beli tiket kapal, bayar penginapan, beli makan, dan beli souvenir. Di Pulau Karimun biaya yang dibutuhkan terhitung sangat murah, sehingga budget yang kamu punya akan sangat menentukan paket wisata mana yang akan kamu pilih. Dan ingat, walaupun dipulau ini sering dikunjungi orang asing, transaksinya masih menggunakan rupiah (bukan dollar, dan juga bukan barter alias tuker barang,hehe)

4. Cari Guide dan Konsultasikan.
Sebenarnya liburan ke Pulau Karimunjawa tanpa guide juga bisa, tapi dipastikan kamu akan bingung.  Jadi alangkah lebih baiknya kamu mencari guide yang professional (bukan Calo abal-abal). Kamu bisa mendapatkan Guide dengan mengakseswww.jelajahkarimunjawa.com (recommended banget). Di web itu kamu bakal nemuin paket wisata yang murah dan meriah. Konsep yang diusung adalah Eco-Edu Wisata dengan Jargon “Kita Wisata, Kita belajar”. Kamu akan mendapatkan perpaduan antara pengalaman mengunjungi  alam di Karimunjawa sambil memahami ekosistem didalamnya. Silahkan kamu konsultasikan masalah schedule, biaya dan fasilitas apa saja yang ingin kamu dapatkan. Sehingga liburan kamu nanti akan memuaskan sembari belajar banyak hal.

5. Pahami Medan.
Yang perlu kamu ketahui kalau di Pulau Karimunjawa cuacanya cenderung panas. Jangan sampai kamu liburan kesana dengan menggunakan jaket tebal, karena kamu nggak akan nemu salju disana. Kalian cukup membawa pakaian yang nyaman buat ke pantai. Dan pastikan juga kamu membawa sunblock, agar kamu tidak terbakar oleh terik matahari. Satu lagi, disana kamu juga bisa akses internet dan ada signal beberapa operator seluler.  Jadi kamu akan tetep bisa upload foto-foto exist kamu di sosial media.

 6. Luangkan Waktu untuk Liburan.
Seperti yang kita ketahui, yang namanya liburan itu adalah hari dimana kita menghabiskan waktu dengan melakukan hal yang dapat refresh your mind dari aktivitas sehari-hari yang kesannya monoton. Naah.. maka dari itu, pilihlah hari dimana kamu bisa mengambil cuti dari hari kerja. Jangan sampai kamu liburan tapi masih ada tanggungan kerjaan yang berjibun. Liburan ke karimunjawa biasanya membutuhkan 4 hari 3 malam, tapi ada juga 3 hari 2 malam.

7. Bawa baju secukupnya.
Membawa baju ganti, itu sangat penting. Jangan sampai kamu ngerasa gatel-gatel badan gara-gara nggak ganti baju. Baju yang kamu bawa juga harus disesuain dengan berapa hari kamu akan liburan? Jangan sampai juga kamu liburan 4 hari 3 malam, tapi kamu bawa baju 2 sampai 3 koper (hei..itu mau liburan atau mau minggat,hihi)

8. Transportasi.
Di Pulau karimunjawa belum ada transportasi umum, seperti bus/ angkutan umum. Jadi kamu bisa jalan kaki disana (itung-itung olahraga). Tapi kamu jangan khawatir, disana juga ada rental sepeda motor. Kamu bisa sewa seharga Rp.200 ribu/ hari. Jadi, kamu bisa keliling pulau dengan naik motor deh (Seru kan?)

9. Bawa uang cash secukupnya, ada ATM.
By The Way, kamu nggak usah khawatir tentang masalah transaksi keuangan. Di Pulau Karimunjawa sudah ada ATM lho, Jadi kamu bisa menggunakan mesin ATM untuk ambil/ transfer uang.  Yang penting adalah, kamu harus lepas helm pas masuk ruangan nya ye (tapi sendal tetep boleh di pakai, kan bukan musholla,hehe)

10. Bawa Kamera
Ini adalah point yang paling penting buat kamu yang hobi foto. Di Pulau Karimunjawa, kamu akan disuguhkan pemandangan yang sungguh luar biasa. Karya Tuhan yang tidak ternilai harganya. Jadi, kamu wajib bawa kamera, baik kamera HP, digital atau SLR. Lengkapi jugaFlip Cover Under Water, karena kamu akan sering mengunjungi laut dengan aneka biota laut yang sangat indah. Di jamin, kamu akan sering foto selfie disana (#sambil manyun-manyun).


Nah...itu guys 10 tips liburan ke Pulau Karimunjawa agar terkenang sepanjang masa. Kalau kamu ada pertanyaan lebih terkait ini, kamu boleh banget menghubungi kami.

EMAIL
jelajahkarimunjawa.icow@gmail.com

MOBILE
+6285640565177

Selasa, 06 Januari 2015

Semangkuk Ice Cream untuk Mamah


Tuhan... kenapa keluargaku berbeda? Kenapa papah sering memarahiku? Apakah papah sayang kepadaku?
Tuhan...kenapa laki-laki yang bukan papahku itu memeluk mamahku?

Libur panjang telah usai. Dan hari ini adalah hari pertamaku menjadi siswi kelas tujuh sekolah menengah pertama (SMP). Lengan baju putih biru udah siap kusisingkan. Aku pun bergegas untuk berangkat kesekolah baruku mengingat ini adalah hari pertamaku masuk sekolah disalah satu SMP di kota Pati, aku tidak mau terlambat masuk gerbang sekolah walau sedetik pun. Dan tidak lupa, kuambil uang saku yang sudah disiapkan ibuku di atas meja belajarku. Lalu aku pun bergegas pergi tanpa ada yang bisa kupamiti, kecuali boneka teddy bear, satu satu nya pemberian mamahku. “ Aku kesekolah dulu ya, nanti akan aku kasih cerita sepulang sekolah nanti.” Teriakku penuh bahagia. Ku kayuh sepeda mini warna pink yang dibelikan mamah dari bengkel dekat gang rumah, walaupun lunguran atau bekas, tapi masih layak pakai.

Pagi ini begitu terik. Keringat mulai damai mengucur diseluruh kening dan ketiakkuku. Entah apa karena matahari yang membakar kulitku atau karena memang semangatku yang luar biasa hebat pagi ini. Setelah kurang dari satu jam perjalanan dengan sepeda onthel warna pink, aku sudah sampai ke sekolah. Bergegas ku parkir sepedaku dan ku seka keningku dengan sapu tangan dari dalam tas. Mulai kubayangkan suasana kelas yang menyenangkan. Ku berjalan mengelilingi gedung untuk mencari kelas 7A yang ternyata ada dilantai 2. Senang rasa hati mencium aroma baru dalam kelasku yang penuh dengan poster-poster pahlawan, binatang, rumus matematika dan masih banyak yang lainnya. Karena masih belum ada yang datang, akupun bebas memilih bangku. Kupilih bangku kelas paling depan, agar aku mampu melihat jelas tiap goresan yang ditulis ibu guru dipapan tulis ketika belajar nanti, fikirku.

Tak lama kemudian, teman-teman baruku pun tiba di ruang kelas. Ada yang diantar ayahnya, ibunya atau bahkan sopir pribadinya. Sejurus kemudian, mataku pun langsung tertuju pada anak perempuan cantik yang menggunakan kuncir warna kuning dengan rapi yang diantar orang tuanya sampai ke ruang kelas. “Aku ingin seperti itu.”Teriakku dalam hati sambil memejamkan mata.
“ Hai, namaku Loli, aku duduk disini ya,” Ucapnya. Sontak membuatku kaget. “oh iya, aku Angela, sini duduk.”jawabku spontans. Dan kubumbuhi senyum tipis dari bibirku. “Eh Angle, kamu tadi keseolah diantar siapa? Dan rumahmu mana?”tanyanya.  Mulutku tiba-tiba kelu, beku dan hampir tak bisa menjawab, suaraku seolah tercekat dikerongkongan, “Ee..” .Kemudian dia menyambar lagi ”Eh Angle, bu guru udah datang.” Hah akhirnya kubisa menghela nafas panjang.
“Selamat pagi anak-anak,” Ucap bu Guru. “selamat Pagi Bu,” Jawab kami serentak. “Selamat datang dikelas baru ya, sekarang kalian sudah menjadi murid kelas tujuh A SMP Merdeka Pati, Perkenalkan nama saya Bu Suci Wardani, kalian bisa memanggilku Bu Suci. Saya adalah wali kelas kalian selama satu tahu kedepan. Nah.. Sebelum pelajaran di mulai, kita perkenalan dulu yuk, nanti kalian maju satu persatu kemudian sebutkan nama kamu, umur kamu, dan kemudian ceritakan tentang ayah dan ibu kamu ya, Setuju??.” Ujarnya. “Iya bu, Setuju.” Jawab kami dengan antusias.

            Satu persatu pun kami maju kedepan untuk memperkenalkan diri. Ku amati seluruh teman-temanku yang maju didepan. Ku dengar seluruh kisah tentang keluarga mereka, hobi mereka dan cerita menarik mereka tentang liburan panjang semester lalu yang membuat tulangku terasa linu. Dan sekarang adalah giliranku. Ya aku harus maju kedepan, gejolak hatiku pun gelisah tak menentu. Jantungku kali ini berdetak lebih kencang dari biasanya, ku langkahkan kakiku dan berusaha bersikap sewajar mungkin, “Hai teman-teman, namaku Angela Shinta, Panggilanku Angel. Umurku 13 tahun, Papahku adalah...........Ee...ee..”. Mulutku pun mulai bungkam. Dan suaraku terkecat dikerongkongan kedua kalinya dipagi ini. Aku bingung bagaimana aku harus bercerita tentang orang tuaku. Haruskah ini pantas kuceritakan? Semua berkecamuk dalam otakku. Kupejamkan mata. Dan kucoba meraba-raba dalam fikiranku. Buyar!.
----------------- dalam benakku-----------------
Apakah aku harus menceritakan tentang papah mamahku kesemua teman-temanku didepan kelas? Apakah aku harus jujur ke ibu guru? Tapi aku tidak tahu nama pekerjaan papah-mamahku. Mengapa pekerjaan mereka berbeda dengan orang tua teman-temanku? Aku memiliki keluarga namun serasa hidupku di neraka. Yang kulihat setiap hari hanya duka dan nestapa.

Aku masih ingat betul, malam itu aku terbangun karena papahku pulang, menggedor-gedor dan membuka pintu dengan kerasnya. Waktu itu aku tidur sendirian dalam kamar kecilku. Ku dengar papahku  tertawa cekikikan dengan seorang wanita. Kuintip papahku dari daun pintu kamarku. Kulihat papahku sedang berpelukan dengan seorang wanita cantik berpakaian pendek warna merah, yang aku yakin itu bukan mamahku. Mereka pun duduk dikursi tamu. Sembari membawa botol minuman yang aku tidak tahu minuman apa itu, Papahku menciumi wanita itu tanpa sadar aku melihatnya. Menjamahi setiap lekuk tubuh putihnya.  Dengan langkah gontai merekapun menuju kamar tidur papah dan mamahku. Dan aku hanya bisa tidur dengan kaku berharap mamah disampingku dan memelukku, kemudian kuceritakan apa yang sudah aku lihat tadi. Ku peluk erat-erat boneka teddy bear hingga pagi menyapa.

Memang diriku masih kecil, namun aku merasa aku bisa mampu mencerna semua kejadian itu, kehidupan keras yang dibangun dalam tatanan keluargaku membuatku mengerti. Aku paham betul itu adalah hal yang salah, karena yang dipeluk papahku bukanlah mamahku. Ini bukan kali pertama, sudah tidak terhitung berapa kali papah bertingkah seperti itu. Gadis dengan berbagai rupa dibawa kerumah secara bergantian, ketika mamah tidak dirumah. Aku menyaksikan tiap malam tanpa mampu berbuat apapun.

Keesokan harinya aku pun bangun  dan mendapati mamahku sudah disampingku dengan matanya yang lebam. “Mamah, mamah kenapa? Mamah nangis.?” Tanyaku Polos. “ Enggak sayang, mamah hanya kecapekan. Yuk Angle Mandi, nanti kan sekolah.” Jawab mamahku dengan tenang. “ Iya mah, Aku sayang mamah.”Ujarku sembari memeluknya dengan hati yang tak tentu. Aku paham pasti ada yang tidak beres dengan mamahku. “nanti mamah antar angle ke sekolah ya, mamah libur kerja hari ini.”  Ujarnya penuh hangat. “ Asyiikk, makasih mamah.” Ceplosku penuh girang dan segera ku loncat dari kamar tidur untuk bergegas mandi. Dan aku pun diantar mamah kesekolah untuk pertama kalinya. “ Mah, nanti angle pulang sendiri aja ya, mamah istirahat saja dirumah. Angle kan anak berani.”ucapku penuh mantap. “ Oke  sayang, Semangat belajar ya sayang.” Sahut mamah sembari berjalan keluar menuju gerbang sekolah. Kulihat punggung mamah sampai hilang dari pandanganku dan aku sesuatu yang mengganjal yang entah apa yang aku  sendiri tidak paham.

Setelah jam pelajaran usai, aku pun bergegas pulang ke rumah. Namun apa yang kudapati? “mamaaaaahh....” Teriakku sambil berlari. Kulihat muka mamahku penuh luka dan berdiri kokoh papahku didepan mamahku sambil membawa ikat pinggang ditangan kanannya. Entah apa yang terjadi, yang aku pahami adalah mamahku telah dipukuli hingga babak belur oleh papahku. Remuk hatiku dan kucoba rebut ikat pinggang itu dari genggaman tangan  papahku. Tapi apa daya, kekuatan anak kecil sepertiku sangat tidak sebanding dengan kekuatan papahku. Diangkatlah tubuhku. Dan dibanting diatas kasur kamarku. “Hei Anak Ingusan, Kamu mulai melawan ya..kamu nggak usah ikut-ikutan urusan orang tua.. Kamu dikamar dan awas, jangan mencoba pergi kemana-mana.” Gertak papahku dengan penuh marah. Aku pun hanya mampu menangis duduk dipojokan kasur kamarku, namun tetap kudengar percakapan papah-mamahku.

“Mulai besok, kita akan pindah rumah di Lorok Permai. Kamu harus bekerja disana. Awas kalau kamu menolak, aku akan menceraikanmu, camkan itu!!!” Teriak papahku ke mamahku. “ Tapi pah, aku nggak mau bekerja melayani siapapun selain suamiku” Jawab mamahku denga menangis. “ kamu mulai membantahku ha??.” Teriak papahku lagi sambil memukuli mamahku. “ Iya pah, iya pah,, ampuun,, ampuni mamaahh,,” Dan tangis mamah pun mulai memecah dengan keras.

Semenjak hari kelam itu, kami pun pindah rumah. Ini merupakan pemandangan baru bagiku. Kulihat para perempuan berpakaian mini, bersolek cantik dan duduk berbaris rapi diteras-teras rumah dengan seputung rokok disela jari mereka. Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki setengah baya berjabat tangan dengan salah satu diantara mereka dan kemudian mereka saling bergandengan dan masuk ke rumah. Dan entahlah apa yang mereka lakukan dirumah itu.

Dan malam hari, kudengar musik dangdut diputar dengan keras disetiap bilik-bilik ruangan dirumah denga teriakan gegap gembita para perempuan dan laki-laki dewasa. “Mamah, angle tidak bisa tidur.” Gelisahku. “Nanti kamu pasti akan terbiasa sayang. Tidur ya.. besok kan angle harus sekolah.”jawab mamahku dengan senyuman pilu. “ Iya mah.” Timpalku sembari kututup kupingku dengan bantal.

Pagi hari seperti biasa aku pun berangkat ke Sekolah untuk belajar, Setelah itu akupun  bergegas pulang kerumah tanpa mampir kemanapun. Seperti biasa, untukmenuju kerumah, aku pun harus melewati beberapa pemandangan yang biasa kulihat, yaitu para perempuan cantik yang telah berjejer rapi berpakaian mini dan bersolek tebal. Betapa kagetnya diriku, kucoba buka mataku lebar-lebar dengan hampir tidak percaya. Kulihat mamahku ternyata duduk dibarisan itu dengan pakaian mini dan bersolek tebal. “Iya, itu mamahku, Tapi apa yang mamah lakukan disitu? Kenapa mamah tidak menggunakan jilbab seperti biasanya? Kenapa mamah bersolek tebal?  Dan kenapa mamah menggunakan pakaian yang kesempitan?” Gumamku dalam hati dengan rasa penuh tanya. Selang beberapa menit kemudian, kulihat mamah digandeng seorang pria, yang aku sangat yakin itu bukan papahku. Kemudian mereka masuk kerumahku, lebih tepatnya ke kamar papah dan mamahku.

Aku hanya mampu kaku mengintip didaun pintu kamarku, dan kulihat kembali pria itu keluar kamar dan memberikan beberapa lembar uang ke papahku yang ternyata sudah duduk diruang tamu sembari membawa botol minuman yang persis seperti malam lalu. “ kenapa pria itu memberikan uang ke papahku? Mamahku bagaimana keadaannya? Apakah baik-baik saja?” Fikirku miris tanpa mampu berbuat apapun.
“Hei, keluar kamar.. cepaaaatt.”Papahku mulai berteriak lagi. Tak lama kemudian mamahku sudah keluar kamar dengan berpakaian daster dengan rambut yang acak-acakan. “Hahahahahaha, ternyata kamu bisa kerja bagus ya, hahahaha, baguss,, baguuuss,,, cepat berdandan lagi sebelum teman saya datang, awas  kalau kamu tidak mampu memuaskan mereka.” Bentak papahku. Dan mamahku hanya mampu menganggukkan kepala dan menuruti segala instruksi papahku.

Semenjak hari itu,  setiap hari pun aku melihat mamahku ikut berjejer rapi, merokok,  dan mulai latihan menyanyi lagu-lagu dangdut yang tidak pernah dia sukai, selain itu, mamah pun sering minum minuman dari botol yang persis dulu kulihat dipegang papahku. Aku sangat tidak paham apa yang dikerjakan oleh mamahku. “Kenapa mamah sekarang berubah?”Fikirku penuh kegalauan yang membuatku tidak bisa belajar dan tidur dengan tenang.

Hari demi hari, ku jalani dengan keras. Terkadang kupandangi lamat-lamat muka mamahku yang penuh dengan riasan tebal. Kulihat ada kesedihan yang mendalam. Ingin ku berontak ke papah yang keterlaluan menyiksa mamahku. Tapi apa daya, aku selalu dianggap sebagai anak kecil yang tidak  mengerti apa-apa.

Suatu malam, mamahku masuk kekamarku dengan langkah yang sangat pelan. Mendekatiku dan membisikkan ketelingaku.” Sayang angle, malam ini kamu ikut mamah ya, Kita akan pindah rumah ke rumah nenek di dukuh seti Pati, Yuk segera pergi sebelum papah pulang,”  “Tapi kenapa kita pindah mah? “Tanyaku polos dan kulihat jelas muka mamahku yang penuh luka, tangan penuh sayatan dengan mata lebam yang saya yakin karena menangis seharian. “Nanti akan mamah jelaskan ketika sampai rumah nenek, semoga kita nanti  lebih nyaman tinggal dirumah nenek dan kamu bisa melanjutkan sekolah disana.”jawab mamahku sambil menggandeng tanganku pertanda untuk segera bergegas meninggalkan rumah.
-----------------disekolah-------------------------
Ku buka kedua mataku, kuhela nafas panjang dan aku berkata  didepan kelas “Papah,,,,,,,,,,,,Mamahku adalah orang yang sangat kusayangi dan mereka juga sangat sayang kepadaku.” Ujarku mantap dan kemudian kembali duduk ke bangku. “Wah luar biasa....Tepuk tangan untuk Angle,”Ucap bu Guru dan satu kelas pun tepuk tangan dengan meriah. Sedangkan aku? Masih berontak dengan hatiku. “Teddy bear, tunggu ceritaku hari ini ya”desahku.

Tuhan... berikanlah aku semangkuk es krim coklat yang lezat, dan akan kubagi buat mamahku.
(Rosi)