Senja Pertama – Tentang Rencana Aksi dan Kolaborasi
Hai selamat pagi,
Sudah lama sekali rasanya aku nggak nge-blog. Seringkali merasa rindu untuk
menulis. Namun, beberapa tahun terakhir, aku lebih memilih untuk menulis dibuku
diary.hehe Akhirnya, aku mengukuhkan niat untuk menulis lagi diblog karena aku
ingin membagi tentang empat senja yang cukup menggelitik untuk diceritakan.
Dan selamat datang tulisan pertamaku ditahun 2018.
Well.. disini aku akan bercerita tentang perjalananku bersama teman lama
selama empat senja di Kota Jogja. Ceileeh.. ihir
Kenalin, temanku, yass! Teman lama bersemi kembali, sebut saja namanya
Dito, seorang pria dari Kota Lampung yang usianya 2 tahun diatas usiaku. Aku
mengenalnya diawal tahun 2017 lalu disaat kita bersama-sama belajar IELTS di
Kampung Pare.
Berawal dari obrolan sederhana sekedar bertegur sapa melalui sosial media,
akhirnya kami saling membuat janji untuk bisa saling berjumpa untuk berbagi
cerita tentang segala hal yang telah terjadi dan bahkan apa yang akan dimulai.
Senja Pertama. Ku lalui dihari Selasa. Ku kayuh motor maticku menuju jalan
Mataram di Kota Jogja, tempat dia tinggal untuk beberapa hari kedepan. Ku
lambaikan tanganku menyapanya yang suda menunggu ditepi jalan. Tanpa banyak
berdiskusi, kami pun memutuskan untuk menghabiskan senja pertama di Gelato,
Iya. Kita ingin menikmati es krim bersama.
Dengan memakai helm yang sudah kusiapkan untuknya, dia mengendarai sepeda motorku
penuh hati-hati. Sedangkan aku, sibuk mengarahkan jalan agar tidak salah arah. Dan tidak lama kemudian, tibalah kami di
Gelato di Jalan Kaliurang.
Kali ini, aku memilih perpaduan es krim rasa macha dan buah markisa. Cukup
unik ternyata rasanya. Sedang dia memilih rasa kiwi dan dua rasa lainnya yang
aku lupa. Hehe Kami memilih duduk dibangku lantai dua sembari memandang
padatnya jalanan dikota Jogaj. Dan kami pun mulai saling bercerita.
Aku memulai berbagi cerita terkait perjuanganku yang penuh liku dalam
membuat organisasi bernama "Grow To Give". Lalu, dia menyambung cerita tentang
keinginannya membuat platform media online tentang pertambangan yang telah
diberinya nama "Ecodex".
Sungguh menarik! aku nggak nyangka kita bisa bicara sejauh ini. Awal 2017
lalu kita masih bicara tentang keinginan kita kuliah diluar negri, nggak
nyangka aja kita bisa bicara tentang satu topik yang belum pernah kita singgung
sebelumnya ditahun lalu.
Walaupun aku sudah memulai membuat gerakan sosial duluan, namun aku juga banyak
belajar darinya. Aku mencoba mendengar dengan hadir penuh seksama. Serunya
lagi, kita saling memberikan feedback, sehingga aku pun mendapatkan banyak
input. Aku juga ditanyain saran terkait idenya. Aku coba jawab sebisaku dan
sengertiku.
Aku lebih banyak bercerita tentang bagaimana Grow To Give dalam menjalankan
bisnis yang masih tertatih-tatih mengatur stock. Dan You know, ternyata dia
punya pengalaman tentang bisnis empek-empek. Dan pemenuhan stock memang menjadi
isu penting dalam bisnis.. Uuuh.. aku rasanya tertampar mendengar ceritanya.
“Bener juga ya.. aku musti lebih hati-hati dalam menjalankan bisnis ini”
pikirku.
Kami mengakhiri cerita dengan membahas tentang rencana kolaborasi apa yang
bisa kita bangun antar organisasi kami, aahaaa ciamik right?
Akhirnya, senja pertama kami, kami tutup dengan angkringan pak petruk dengan
wedang ronde andalannya serta sayup-sayup pengamen ciri khas kota Jogja.
Senja Kedua– Tentang Membuat Langkah Awal.
Siang ini sangat terik, entah kenapa Jogja begitu panas dua hari terakhir. Apakah
karena semenjak negara api menyerang?
Tiba-tiba WA-ku berdering, ternyata Dito
ingin berkunjung ke Candi Prambanan dan Tebing Breksi. Kutengok jam dan sudah
pukul 2 siang. “kamu yakin kita punya cukup waktu untuk berkeliling candi”
tuturku penuh ragu. “baiknya besok aja deh, kita berangkat dari pagi”
sambungku. Dia pun menyetujui ideku.
Namun percakapan kami tidak berhenti disini. Kami akhirnya kembali membuat
janji untuk bertemu dua jam lagi. “Do you love pizza?" tanyaku ."Yes I do”
jawabnya. Iya, akhirnya dengan segala pertimbangan, kami memilih bertemu
diNanamia Pizza Jogja di Jalan Tirtodipuran. Oiya, Kami pun sepakat untuk membawa leptop.
Jam 04 sore kami pun bertemu lagi, lalu memilih kursi dan memesan menu.
Seru.. Jogja cerah hari ini, sehingga kita bisa menikmati view yang disuguhkan
oleh Nanamia Pizza dengan seksama.
Nanamia Pizza menyuguhkan layout yang cukup cozy, namun sayangnya kurang
tepat jika harus membuka leptop karena meja yang cukup sempit. Alhasil kami
lebih memilih untuk saling bercerita kembali.
Disenja kali ini, kami bercerita kembali tentang gerakan sosial kami.
Obrolan kami sangat random namun asyik, karena kami ditemani lilin –lilin kecil
yang mulai menyala dimalam hari.
Kami lebih banyak mengobrol tentang modal awal dalam menjalankan organisasi
atau bisnis. Kami saling bertukar pandangan tentang mengikut sertakan ide dalam
lomba. Juga bagaimana mengakses investor dalam bisnis? Aarrghh seru pokoknya.
Aku juga berbagi informasi terkait adanya co working space yang mulai
tumbuh di Indonesia. Juga tentang pergerakan start up yang tumbuh demikian
pesatnya. “hmm.. aku jadi pengen nyobain co-working di Jogja ya” ujarku. “yuk ,
kapan?” imbuhnya.
Malam mulai beranjak semakin malam, dan kami memutuskan untuk saling
berpisah dan bertemu dihari esok.
Senja Ketiga – Tentang Personal Branding
Setelah melalui malam, pagi jam 10 aku dan Dito bertemu kembali. Dan Jogja
masih begitu panas seperti hari
sebelumnya. Dengan atribut kameraku, kami mengayuh sepeda motor menuju Candi Prambanan. Yai!! Kami menapaki candi yang sungguh megah ini.
Perjalanan kami seru hari ini, walaupun panas menyayat kulit dan sesekali
kami berteduh, namun kami tak lupa untuk berfoto berkali-kali dalam rangka
mengabadikan moment diberbagai spot, mulai dari pelataran candi hingga ke
taman-taman yang asri. Dan spot yang paling seru adalah berfoto dirumah pohon.
Walaupun aku sudah berkali-kali kesini, namun aku baru tahu kalau ada rumah
pohon ditaman yang bisa melihat candi prambanan dari jauh.
Setelah puas berfoto dan menikmati Indahnya candi prambanan, kami
melanjutkan perjalanan menuju timur untuk mencari kitab suci, eh bukan, mencari
makan siang tepatnya.
Akhirnya dengan segala tetesan penuh keringat, perjalanan kami terhenti di
salah satu food court didekat pasar prambanan. Menunya ternyata endes juga,
apalagi ditambah thai tea ala-ala gitu. Seusai refill energy, kami melanjutkan
perjalanan menuju candi Ratu Boko.
Yass!!
Ini adalah perjalanan keduaku di Candi Ratu Boko. Karena masih jam tiga sore,
candi masih cenderung sepi, jadi cukup seru untuk mengambil foto. Bisa
banyangin kan kalau orang dimana-dimana? Foto kelihatan nggak bagus alias bocor
sana-sini.
Be honest! Kaki mulai berat buat naik tangga. Apa mungkin karena kepanasan
selama dijalan ya? Apa karena memang udah jarang jalan kaki? Oh noooo.... :(
Meskipun capek, kami tetep dong jalan mengelilingi candi. Kami akhirnya
memilih spot didekat kolam, duduk dibawah pohon. Yas! Berteduh!
Kami ngobrol ngalor ngidul, mulai tentang sejarah lah, gosip artis lah,
selebgram lah dan yang lainnya. Namun obrolan kami sempat terhenti karena
rombongan saun the sheep mendatangi kami dengan santainya, seolah mereka protes
tempat makannya kita pakai duduk.haha
Akhirnya kami geser ke lokasi lain yang lebih adem. Nah.. disini kami
bicara banyak tentang strategi branding. Iseng-iseng banget topiknya, tapi
malah makin seru buat dibahas. Dikupas makin syiippp. Kita mencoba analisa satu
persatu terkait brand yang mulai bermunculan dan viral di instagram. Juga
tentang artis yang mendapatkan endorse dari produk tertentu. Sempet-sempetnya
dong kita bahas awkarin, eh hahaha.
Lalu, dari diskusi itu, akhirnya aku jadi tertarik gitu buat ngebahas
tentang langkah apa yang bisa kubangun buat naikin rate grow to give di social
media? Yes.. ini kaitannya konten dan konsistensi tentunya. Juga, tentang
bagaimana dengan personal accountku di IG? Brand apa yang ingin aku munculkan?
Argh.. seru pokoknya.
Karena jam sudah menunjukkan pukul 05 sore, kami pun memutuskan untuk
pulang. Namun, obrolan kami masih berlanjut sepanjang perjalanan. Iya,
sepanjang senja pun mulai tenggelam.
Senja Keempat – Tentang Mimpi Kuliah di Negara Lain
Rencana untuk mencoba disalah satu co-working space di Jogja akhirnya aku
wujudkan. Yas!! aku datang ke Hype Kulture. Tepat jam 09 pagi aku mulai
mengendarai motor menuju lokasi yang bertepatan dijalan wahid hasyim. Tempatnya
cukup seru juga sebenernya, namun sayang nggak ada AC (huhu). Literally, aku
salah pilih tempat,haha Jogja yang
sedang diserang dinegara api, membuatku ingin keluar rumah sekedar nyari tempat
yang adem sembari mengerjakan hal dileptop.
Iya, hari ini, lagi-lagi aku janjian sama Dito. Kami sepakat untuk membuat
minggu yang produktif. Dan topik hari ini adalah kami membahas tentang belajar
IELTS.
Sudah lama sekali aku nggak belajar IELTS ternyata. Aku benar-benar merasa
butuh dorongan dari luar agar konsisten dalam menciptakan semangat dari dalam.
Dan aku meminta Dito untuk membantuku yang sudah berhasil test IELTS dengan
nilai sempurna..ahaaiii.
Dan kegiatan belajar pun kami mulai. Aku sebagai murid dan Dito tentunya
sebagai Tutor. Hehe. Dito mengajariku banyak hal tentang semua skills IELTS.
Kami sama-sama melihat soal dan mempelajari tricks nya dan mencoba menemukan
jawabannya. And you know? I feel so sweat.haha kerasa banget otakku ke push
untuk berpikir. Tiba-tiba perut jadi cepet ngerasa laper gitu..hehe
Setelah jam 2 siang, kami memutuskan menyudahi agenda belajar dan melanjutkan
perjalanan lagi. Ehhem.. Kami menuju Raminten!!
Raminten adalah tempat yang selalu aku rekomendasikan untuk teman-teman
yang berkunjung ke Jogja. Apalagi bagi mereka yang pengen nyobain makanan
tradisional. Dan Dito kebetulan belum pernah kesana, jadi ini ide yang aku rasa
sangat tepat.
Sesampai diRaminten, kami rela menunggu antrian. Kurang dari setengah jam,
akhirnya kami dipanggil dan mendapatkan giliran makan. Yaa.. kami akui sih,
jadinya laper mata, soalnya kelaparan booook.. hehe
Lagi dan lagi, sepanjang makan, kami nggak berhenti bercerita. Kali ini,
kami banyak bercerita tentang perjalanan wisata kebeberapa daerah di Indonesia.
Juga tentang rencana kita untuk membuat sebuah vlog someday.haha Nggak kerasa,
tiba-tiba udah sore aja. Senja mulai turun dan tenggelam. Dan kita memutuskan
untuk berpisah dan menyampaikan “sampai jumpa”
Itulah empat senja yang kuukir bersama Dito, teman lama yang mampu
membuatku yakin kembali untuk meneruskan perjuangan untuk berbisnis dan menuju
bangku kuliah. Good Luck untukmu Dito, semoga diberikan kemudahan dalam
mencapai segala hal ya.
Oiya, jangan lupa mendoan dari Raminten yang nggak habis tadi, dimakan yaaa
!! ahaaii.