Via shiftindonesia.com
Ada satu petuah yang baru aku baca, tapi aku lupa entah aku bacanya dimana.
“Karena memikirkannya jauh lebih sulit dibandingkan melakukannya”. Mungkin
terdengar sepele, namun bagiku ini sangat menampar. Aku jadi semacam berefleksi
dan berinstropeksi diri. Apakah selama ini aku hanya terlalu banyak berfikir?
Ide-ide ku hanya ada dibenak saja. Ku akui, aku memang sering pusing dan stress
sendiri. Ternyata karena aku hanya banyak berpikir, saja. Huh!
Belajar dari kesalahan lama, akhirnya aku bertekad untuk sesegera mungkin
mengejar passion. Ciiaattt pasang iket kepala. Aku harus bergerak. Cukupkan malas.
Yakin pasti ada jalan. Dadaku bergemuruh dengan semangat yang menggelora.
Dan ternyata benar, ada saja jalan. Disuatu ketika di bulan desember 2016,
aku dipertemukan dengan seorang teman perempuan. Sebut saja namanya “Temmy”.
Perempuan yang berhati putih seperti kapas, perempuan bertenaga kuat seperti
baja, Perempuan yang penuh belas asih dan memberikan damai siapapun yang
disekitarnya. Dan mulai saat itu, kami menjadi bukan sekedar teman, kami bak
keluarga baru yang saling berbagi dan mengisi. Aku bersyukur. Kalau kak temmy
baca ini, jangan lupa gopek ya ckckck.
Pertemanan kami terus bertumbuh. Kami banyak berdiskusi sekedar sharing
mimpi dan nilai-nilai kehidupan. Tsaaahhh! Sampai disuatu ketika aku bilang, “kak,
aku pengen banget aku bisa jadi founder
organisasi.” Dia seperti biasa, mendengarkanku dengan response positif.
Lalu, tiba-tiba, sekitar sebulan setelah aku menyampaikan keinginanku, tanpa
ada angin dan tanpa ada hujan, kak Temmy bilang ke aku, “yuk kita bikin
foundation bareng”. Wew... aku merasa diingatkan kembali tentang mimpi yang
sebenarnya cukup takut aku pikirkan. Karena aku merasa masih butuh banyak
belajar dan meneguhkan hati. Namun, ku pikir, kalau nggak sekarang, kapan lagi
aku mulai?
Seiring kita mengobrol, niat kami berdua ingin membentuk organisasi semakin
teguh. Dia mempercayakan sepenuhnya ke aku terkait konsep organisasinya, sedang
dia akan berperan di funding agar biaya operasional organisasi bisa terpenuhi
dengan lancar. Nahh tuh.. kurang apa coba, Nikmat mana yang kamu dustakan? Aku
semakin yakin bahwa semua pertemuan tidak ada yang kebetulan.
Di bulan juni, mulai kurancang bentuk organisasinya. Aku banyak membaca
jurnal dan buku. Aku juga mulai mencari tahu bagaimana organisasi lain
bergerak. Aku sangat antusias untuk memulai semua ini. Iya, memulai hal baik.
Kemudian, Aku harus ke jakarta untuk bertemu dengan Kak Temmy, kami butuh
bertatap muka dan berbagi energi. di bulan juli tanggal 10, aku terbang ke
Jakarta bersama maskapai yang hobi bacain pantun..haha apa hayo...yupps
Citilink. Alhamdulillah, aku sampai dengan selamat dan penuh semangat. Lama
sekali rasanya aku nggak bertemu kak temmy, semacam ada rindu-rindunya gitu. Sesampainya
dirumahnya, kami berpelukan sangat hangat dan kami tumpahkan segala hal yang
berkalung dikalbu yang sudah bertumpah ruah.
Nggak mau menunda waktu, ku segera
menghubungi teman baikku yang dulu sempat diorganisasi yang lama. Sebut saja “bang
Nando”. Kami sempat saling berkirim kabar sebelum aku ke Jakarta. Dia udah ku
tawarin untuk bareng-bareng membangun organisasi. Dan dia berminat. Yeii!!!
Kami membuat janji untuk ketemuan, dan finally! We did it! We met near by
Palmerah station at 08.00 pm. Ternyata ada bakso babat yang enak lho disana. Padahal
kan biasanya makanan yang deket statiun gitu nggak jelas semua rasanya.haha
jadi pengen nambah lagi sih, semangkuk rasanya kayak nggak cukup gitu. Eh, kok
jadi bahas bakso ya. Tuing-tuing. Jadi begini, kami bertiga (aku, kak temmy dan
bang Nando) finally bisa makan bareng, eh maksudnya diskusi bareng. Kami mulai
saling berbagi value dan harapan. Walaupun kami berdiskusi sekitar 1.5 jam,
tapi lumayan banget buat mengenal satu sama lain.
Harapanku, ini akan menjadi awalan yang baik. Untuk mensegerakan niat baik.
Iya, niat baik telah kami mulai dibulan Juli ini. Amin J
Palmerah, Kamis 06 Juli 2017.
0 komentar:
Posting Komentar